Jangan asal melawan kalau enggak mau dilawan. Jangan jadi sok pahlawan kalau enggak bisa melawan. Gelud itu juga ada ilmunya, lho. Mau di dunia nyata atau dunia maya, kamu berani gelud maka harus siapkan senjata. Apa senjatanya? Ya … otak, otot, substansi, dan data. Kalau kamu gelud dengan tameng dan juga persiapan yang solid maka jangan takut, termasuk di media sosial. Jangan asal bac*t kalau enggak mau dibac*k.
Pernah di Twitter saya marah dengan orang karena dia menggiring opini. Konteksnya begini, Jerome bikin candaan terus saya balas. Saya bilang, “Jerome kalau punya restoran, jualan jeroan penyet sama nasi babat.” Lalu si orang tersebut kasih komen yang intinya saya menjelekkan nama keluarga karena membawa nama belakang Sijabat. Saya langsung marah, dong. Kenapa konteksnya jadi jauh banget bawa-bawa nama keluarga padahal enggak ada niat ke arah situ. Fight for it. Jangan malu dan segan. Kalau senjatanya tumpul, merasa salah atau takut, pasti twitnya akan dihapus, kan.
Jadi, jangan takut untuk berani. Jangan berani- berani kalau kamu takut. Begitu juga dengan gelud di dunia nyata. Kita harus berani mencoba hal baru.