Setiap orang pasti pernah mengalami ini, merasa minder dengan diri sendiri, termasuk saya.
Setiap akhir tahun keluarga saya memiliki tradisi kumpul-kumpul untuk merayakan natal dan menyambut tahun baru. Mertua, istri, ipar, lengkap semua berkumpul. Kita membahas pencapaian selama setahun ke belakang dan berdoa supaya tahun depan lebih bagus. Saling sharing.
Kumpul akhir tahun 2020 kemarin, tiba-tiba mertua saya bilang, “Kamu kerjaan tahun ini sibuk, ya? Bagus. Tuhan memberkati.” Tapi, pikiran saya enggak begitu. Saya justru merasa insecure, merasa minder dan bimbang. Apakah tahun 2021 akan lebih baik dari 2020. Karena secara logika, mau enggak mau 2021 harus lebih bagus dari sebelumnya.
Saya merasa enggak cukup, merasa kurang, jadi overthinking. Enggak lama saya sadar kalau harus menerima ini. Buat apa terus-terusan menyiksa diri dengan pikiran-pikiran yang kita buat sendiri. Ubah pikiran negatifnya menjadi positif supaya bisa menjalani 2021 dengan lebih baik.
Jadi, di awal 2021 energi saya sama seperti awal-awal mulai kerja dulu. Saya tanya lagi ke diri sendiri kenapa mau kerja. Karena saya mau anak dan istri hidupnya lebih bagus. Alasan ini sudah cukup untuk beri energi lebih supaya saya semangat dan bisa meneriman kekurangan. Sekarang bagaimana dengan kamu?
“Hah, masa sih seorang Chef Arnold masih bisa insecure?” Lha, memangnya saya batu yang enggak punya hati.
Coba bayangkan, selama lima bulan program MasterChef saya bolak-balik Surabaya-Jakarta- Surabaya. Bahkan lebih banyak di Jakarta dan saya tenggelam dalam padatnya jadwal. Lalu setelah program selesai, saya pulang ke Surabaya, dan kembali menghabiskan banyak waktu di rumah. Masa transisi ini yang membuat saya jet lag. Dari yang kerja terus pagi sampai malam, tiba-tiba enggak ngapa-ngapain. Jadi kayak panik, bingung, lalu mulai insecure.
Lalu bagaimana akhirnya saya menerima kondisi itu? Cara yang paling mudah adalah berceritalah kepada orang terdekat. Kalau saya kepada istri. Karena orang yang benar-benar tulus dan mengenal kita dengan baik pasti akan menerima apa adanya, kan. Apa pun kondisi dan kekurangan kita. Ceritakan apa yang kamu rasakan. Setidaknya, cara ini membantu membuat perasaan jadi lega sehingga kita lebih tenang. Nah, kalau hati sudah tenang maka kita bisa mudah berdamai dengan diri sendiri.
Accepted.