Kalau sudah berani nyinyir, harus berani untuk dicibirin juga. Intinya, berani berbuat berani bertanggung jawab. Berani ngomongin, berani mempertanggungjawabkan omongannya.
Karena kadang-kadang orang kalau misalkan nyinyir itu enggak punya back up fakta, pikiran, atau substansi yang solid. Jadi asal bunyi saja. Asal nyaring. “Jadi Chef untuk nyinyir pun kita enggak boleh ngasal? Ribet amat.”
Lho, iya dong. Harus ada substansinya, berdasarkan fakta dan data. Supaya kalau dinyinyirin balik, kamu enggak goyang, orang pun jadi segan. Memangnya saya jadi juri di MasterChef dan menilai masakan orang … itu asal njeplak?