Filosofi Kaktus

Isma_nam
Chapter #3

Jangan Hilang

Tahun 2011

Prov Kamel

Terlihat burung berkicau di balik jendela, sayang dia hanya sendirian. Begitu juga dengan kehidupan, kata orang dewasa orang-orang akan satu per satu pergi meninggalkan sebuah raga untuk menjalankan kehidupan sebuah perjalanan ulung. Aku harap setidaknya ada yang tinggal, tidak semuanya pergi ketika aku beranjak dewasa. Aku harap begitu.

“Kamelia” Bu Sri memanggilku

“Iya Bu”, ‘mampus gue gak nyimak’ dalam hati aku berguman

“Kamu bengong?”

“Tidak” jawabku bohong

“Kalau begitu kerjakan nomer 9 terus kedepan!”

“Baik bu” dengan santai aku menerima perintahnya.

Aku berusaha mencari jawaban, menengok ke kanan, kiri, belakang dan depan. Membidik dengan cepat, yaps sasaran sudah ditemui.

“Hei, hei Mad” aku memanggil Ahmad pelan

“Apa?”

“Bagi jawaban”

“Ogah”

“Awas yah lu”

“Iya-iya ini”

Setelah menerima buku dari Ahmad Aku berjalan melewati empat bangku urutan ke tiga dari kanan, aku berada di bangku ke-5, dengan percaya dirinya sebelum menuliskan jawaban memberikan senyuman pada Bu Sri dan teman-teman yang berada di kelas ipa 6. Membuka buku perlahan yang bukan bukuku, lembar demi lembar aku buka, lalu mengulangnya lagi takut ada yang kelewat tapi seharusnya di lembar terakhir tulisan harusnya ada soal dan jawaban yang aku cari tidak ada dibuku itu. Kertasnya masih kosong. “Mampus gue” mengumpat kesal dengan nada kecil. Aku melihat ke arah Ahmad, dia sedang tertawa mengejek dalam hati "Awas lu yah". Akhirnya Aku berusaha menulis sebisanya di papan tulis, pertama menuliskan soal terlebih dahulu. Terakhir jawabanku Lim (aku tidak tahu Bu).

“Sudah bu”

“Iya, silahkan duduk”

Posisiku telah berada di tempat semula, belum ada yang sadar dengan jawabanku. Mungkin ada beberapa yang sadar tapi memilih untuk diam.

“Baik semuanya kita bahas soal no 7,8 dan 9”

Bahkan Bu Sri pun belum sadar dengan jawabanku, ya memang mungkin tulisanku tidak bagus jadi dianggap angka.

“Kita lihat nomer 7. Udah benar yah, yang lain sama jawabannya?”

“Sama Bu” jawab anak-anak ipa6

“Kita pindah ke nomer 8”

“Sama juga Bu” Sebagian anak memberikan komentar

‘mampus giliran gue’ aku yang semakin deg deg-an

“Tapi bentar, disini penulisan Limitnya harus ditulis sampai akhir, jangan cuman di soalnya tapi dalam pengerjaan Lim itu tetap ikut kecuali saat jawabanya sudah ditemukan. Begitu Risma. Perhatikan yah anak-anak cara penulisannya”

”Makasih Bu” 

“Sekarang no 9”- Bu Sri terdiam

“Kamelia”

‘ting tong’ “Pelajaran telah selesai” ‘ting tong’ “Waktunya Pulang”

“Yes” aku sambil mengangkat tangan terus ke bawah

Lihat selengkapnya