“Ayah..Ibu..Aku takut..” ucap seorang anak berusia 4 tahun yang melihat kedua orang tua nya berlumuran darah. “Jangan takut, ayah akan selalu berada di sisimu..”
Akhirnya, Yuna membuka mata “Mimpi yang sama..” keluhnya. Ia terbangun dengan rambut panjangnya yang terurai berantakan. Ternyata, dering ponsel yang membantu Yuna menghentikan mimpi itu, “Sudah Aku duga..” gumamnya dengan senyum indah melihat siapa yang menelpon.
“Kamu baik-baik saja?” tanya seseorang di telpon itu
“Sudah seratus kali, kamu menanyakan hal yang sama Nando.” Lalu Yuna bangun dari tempat tidurnya menuju dapur.
“Hei, apa kamu sedang belajar berhitung hah?” tanya Nando. “Apa salahnya jika tinggal di apartementku” Lanjut Nando.
Yuna kembali tersenyum dengan semua kegilaan Nando, “Kepalamu baik-baik saja kan? apa kamu lupa bahwa jarak apartemenku dengan apartementmu hanya terpisah oleh satu apartemen saja?” Lalu Yuna menutup percakapan itu dengan segera, sebelum Nando banyak mengoceh.
Dengan segelas cokelat ditangannya, Yuna membuka gorden, lalu sinar matahari pagi memasuki apartement nya “Selamat pagi dunia..”
Lee Yu Na, begitulah nama asli dan ejaan yang benar dari gadis yang berusia 24 tahun ini. Meskipun begitu, Ia lebih menyukai namanya ditulis “Yuna” dibanding “Yu Na”. Ia seorang yatim piatu, tidak ada saudara yang Ia miliki, terkecuali Nando dan juga paman Hwang yang selalu bersamanya. Yuna mengelola toko bunga.
“Yunaaa..buka pintuu..” teriak seseorang dari luar apartemennya