Aku dan Yuna adalah seorang yatim piatu. Kami dibesarkan di panti asuhan sampai umur 10 tahun. Yuna kala itu diasuh oleh paman Hwang. Ia seorang dokter ternama di rumah sakit Carol, dan aku diasuh oleh sepasang suami-isteri pengusaha yang bergerak dibidang perminyakan.
“Kamu baik-baik saja?” Tanyaku dengan khawatir
“Sudah seratus kali, kamu menanyakan hal yang sama Nando.” jawab wanita yang Aku khawatirkan. Ya, sepertinya aku telah menanyakan hal yang sama pada Yuna. Bukan tanpa alasan Aku mengkhawatirkannya, karena waktu itu ketika Aku mengantarkan makanan yang dipesan Yuna, Aku melihat dirinya tergeletak di lantai, Aku takut jika dia tertidur dalam waktu yang lama dan tidak membuka matanya lagi.
“Ayo kita pergi ke festival bunga api malam iniii..” jawab Yuna tentang harga makanan buatannya.
Kami memang sangat dekat, bahkan mungkin saja saling ketergantungan. Pekerjaanku adalah seorang jaksa. Alasanku menjadi jaksa adalah karena Yuna. Akhir-akhir ini, Aku memiliki banyak sekali kasus yang harus diselesaikan, bahkan sekedar meluangkan waktu untuk Yuna adalah hal yang paling sulit.
“Lusa. Aku janji!” jawabku dengan penuh keyakinan, Aku tidak ingin mengecewakan Yuna. Dalam hatipun, Aku berharap semoga waktu yang aku janjikan benar-benar dapat aku tepati.