Hari demi hari berjalan seperti biasanya. Siang berlalu begitu saja dan malam datang dengan cepat. Namun, ingatan Yuna tentang kejadian di Madam Heaven masih teringat dan masih terasa. “Ohhh tidak,, aku tidak ingin bertemu pria aneh itu lagi..” ungkap Yuna dengan frustasi. Ia sedang berada di toko, hendak pulang dan menutup toko. Namun saat Ia akan menutup pintu terdengar suara seseorang menyapanya, “Hendak menutup toko?” tanya seseorang itu. Lalu Yuna berbalik dan Ia terkejut ketika melihat kehadiran pria aneh itu ada di depan matanya. “Dia benar-benar datang!” ungkap Yuna dalam hatinya.
Yuna masih tidak percaya dengan apa yang ada di depannya. Berkali-kali Yuna mengucek matanya untuk memastikan dan Ia masih ada di depan matanya. Lalu Yuna mencubit pipinya untuk memastikan jika ini bukan mimpi, “Aww!.” Yuna kesakitan karena mencubit pipinya terlalu keras.
“Aku bukan hantu dan Kamu tidak sedang bermimpi nona!” ungkap Kevin dengan tegas.
“Ka..kam..uu sungguh, datang?” tanya Yuna sambil tergagap. Sebenarnya bukan kehadiran Kevin yang membuatnya canggung seperti ini, tapi jantungnya kini beredetak tidak berirama. Seperti akan meledak!
Yuna membuatkan secangkir kopi untuk Kevin. Mereka belum memulai percakapan. Kevin melihat keseluruhan isi toko dan Ia terpesona oleh sebuah lukisan pohon sakura yang berbunga.
“Kau menyukainya?” tanya Yuna pada Kevin yang terus melihat lukisan
“Tidak, tapi cukup indah..” jawabnya, lalu duduk di kursi dengan meja bundar.
“Hanya ini yang ada di toko” Yuna menyuguhkan kopi buatannya, lalu Ia duduk berhadapan dengan Kevin. Yuna masih gugup, namun mata Yuna ingin melihat Kevin, “Siapa dia?” tanya Yuna dalam hatinya.
“Kevin Lee..” ungkap pria aneh itu lalu meminum kopi buatan Yuna