Akhirnya, hari ini menjadi hari pertama Yuna kembali ke tempat kerjanya setelah 3 tahun Ia cuti. Ya, tidak ada yang cuti selama itu kecuali Yuna karena Ia memiliki alasan yang serius. Meja kerjanya masih tertata rapid an catatan-catatan yang Ia buat 3 tahun lalu masih tersimpan dengan baik.
Meja kerja Yuna bersebelahan dengan meja Yuri, “Bagaimana? segalanya masih terlihat sama sejak 3 tahun lalu bukan?” tanya Yuri,
“Terimakasih sahabatku karena selalu menjaga mereka dengan baik” jawab Yuna tersenyum sambil menepuk pundak Yuri,
“Sama sama sahabat kesayanganku..” balas Yuri
Lalu percakapan mereka terhenti karena dering telpon dari ponsel Yuna. Ya! Nando menelpon, Yuna belum mengatakan pada Nando jika Ia kembali bekerja
“Hai, Do..” Yuna mengawali percakapan
“Yuna, apa kamu tidak akan pulang ke apartement?” tanya Nando
“Maaf, Aku belum mengatakan sesuatu padamu”
“Sesuatu apa?” tanya Nando yang kini membuatnya penasaran
“Aku kembali bekerja..” jawab Yuna
Untuk beberapa detik, Nando belum mengatakan apapun ketika Yuna mengatakan bahwa Ia kini kembali bekerja.
“Halo? Nando? kamu masih disana?” tanya Yuna
“Ah, sungguh? Wahh kamu jahat sekali memberitahuku sekarang. Pastilah Aku yang terakhir mengetahui ini kan?” jawab Nando dengan nada senang, namun sebenarnya Ia merasa khawatir
“Tidak,, masih ada Indra yang belum tahu” jawab Yuna senang
“Baiklah, kamu pulang jam berapa?” tanya Nando
“Jam 16.00 WIB. Kenapa?”
“Oke, Aku akan jemput kamu. Aku ingin membayar bekal makanan yang kamu siapkan waktu itu.” jawab Nando
“Haha..baiklah.. Aku tutup ya” jawab Yuna lalu percakapan mereka di telpon berakhir.
˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜
Hari ini Nando sedang berada di ruang kantornya, disana ada Indra dan juga Mia. Pastinya mereka memperhatikan Nando yang menelpon Yuna.
“Apa itu Yuna?” tanya Indra ketika Nando menutup telpon
“Iya..” jawab Nando lemas
“Itu wajah pas-pasan ditekuk seperti kue panekuk malah semakin mengkhawatirkan.” Indra membuat lelucon itu agar Nando tertawa, namun sepertinya kejahilan Indra tidak berhasil, karena Nando seperti orang yang bingung.
“Heiii, serius itu Yuna hah?” tanya Indra sekali lagi