Nando dan Indra memasuki kantor BIN. Mereka membawa surat perintah untuk melihat data-data milik Yeon Ji, mantan agen rahasia. Data pribadi seorang agen rahasia tidak mudah ditemukan di internet, juga tidak mudah memilikinya, untuk itu mereka membawa surat perintah.
Kantor BIN yang memiliki ruangan dengan kaca-kaca besar sebagai batas peruangannya, memudahkan sesama agen untuk melihat apa yang sedang dilakukannya. Terkecuali ruangan milik pimpinan BIN dan ruangan meeting, tertutup rapat.
Disaat yang bersamaan, Kevin sedang berada di Kantor BIN. mengambil sesuatu dari ruangannya. Meskipun Kevin adalah agen lapangan dan jarang berada di kantor, tetap saja Ia memiliki ruangan. Meskipun Kevin terlihat dingin dan tidak perduli, tapi kewaspadaannya seperti singa yang bertarung. Matanya yang tajam, melihat ke arah ruangan Informasi anggota Intelijen, Ia melihat keberadaan Nando dan Indra.
Tentu saja Kevin dan Nando pernah bertemu ketika Ia menjadi saksi saat itu, Nando menatap Kevin dengan tatapan kecurigaan. Kevin tidak memberitahukan pada Nando bahwa dirinya adalah seorang agen, maka dari itu jika Nando melihat Kevin berada disini, maka semua rencana akan gagal.
Kevin memakai topi hitam lalu berjalan mereka sambil menunduk agar wajahnya tidak terlihat. Secara bersamaan, Nando melihat kearah Kevin yang berjalan melewati dirinya. Nando menyadari bentuk tubuh Kevin, lalu Ia keluar dan mengikutinya.
“Do, mau kemana?” tanya Indra
“Sebentar..” lalu Nando pergi mengikuti Kevin
Pergerakan Kevin sangat cepat sehingga Nando tidak bisa menemukannnya. Nando mencoba mencari Kevin sampai ke pintu luar kantor BIN, lalu Nando berfikir mungkin Ia salah mengenali orang.
“Do.” Indra menepuk bahu Nando, lalu Nando berbalik
“Oh.. Sudah selesai?” tanya Nando pada Indra dan tetap saja matanya masih berkeliling mencari keberadaan Kevin
“Nih” Indra menunjukkan flashdisk yang berisi data Yeon ji, “Kamu mencari siapa Do?” tanya Indra
“Entahlah… mungkin Aku salah orang.. Ayo pergi” jawab Nando
˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜
Sementara itu, Mia pergi ke perusahaan H&M untuk bertemu seseorang. Tentu saja ini bukan tentang kasus, melainkan tentang hati. Mia akan bertemu dengan Yuna, mereka berjanjian untuk bertemu di kantin perusahaan H&M.
Ketika Mia sudah sampai, Ia mendapati Yuna sedang duduk sendiri di dekat jendela dengan Ice kopi ditangannya.
“Hallo..” sapa Mia ragu-ragu.
“Oh kamu sudah datang..” jawab Yuna sambil tersenyum melihat kehadiran seseorang yang ingin bertemu dengannya.
Mereka duduk berhadapan, Yuna dengan Ice kopinya sedangkan Mia dengan Hot Kopinya. Terlihat perbedaan yang signifikan.
Mereka masih belum membuka percakapan. Kini Mia menyadari bahwa apa yang Ia lakukan adalah hal bodoh, Ia tidak mengetahui alasan rasional apa yang mengharuskannya bertemu dengan Yuna. Sebaliknya, Yuna memiliki perasaan bingung tentang pertemuan ini.