Finally is You

Penyukalangit_
Chapter #23

#23 WEEKEND

Daniel meneguk air putih di pagi hari. Hari ini Ia tidak bekerja karena hari libur, begitu juga dengan Kevin. “Ah.. perutku menjadi sakit” gumam Dnaiel setelah meminum air putih.

Kevin baru saja selesai mandi dan mendapati Daniel sedang meneguk air putih, lalu Ia menghampirinya “Hanya ada air putih..” ungkap Kevin yang lalu meneguk air putih seperti Daniel.

“Harusnya kamu mengisi kulkas ini dengan berbagai makanan. Bagaimana bisa kita menikmati hari libur hanya dengan seteguk air putih” ungkap Daniel yang kesal pada Kevin yang tidak berbelanja bulanan

Ya memang, harusnya bulan ini Kevin lah yang belanja bahan makanan, tapi Ia melupakannya “Baiklah, aku akan membelinya sekarang..” jawab Kevin dengan santainya.

Daniel menyalakan televisi dan duduk di sofa mulai mengingat sesuatu, “Oh ya, kamu harus lihat ini Kev” Daniel mulai membuka file rekaman percakapan antara Andi, Dino juga Jay In.

 “Aku menyamar menjadi pelayan restoran demi ini, ah beruntunglah wajah tampanku ini membantuku..” Daniel mencoba memuji dirinya, lalu Kevin mendekati Daniel yang membuka rekaman. Daniel dan Kevin mulai mendengarkan rekaman dengan teliti.

Setelah rekaman berakhir, Kevin bertanya pada Daniel, “Apakah Haidar atau BIN mengetahui rekaman ini?”

“Tidak, baru kau yang aku beri tahu” jawab Daniel  “Ah ya, Aku tidak melihat Haidar selama berhari-hari..kemana Dia?” lanjut Daniel

“Kita tidak perlu memberitahu Haidar tentang ini.” perlahan Kevin memikirkan berbagai taktik dengan banyak pertanyaan di fikirannya

“Apa kamu mencurigai Haidar?” tanya Daniel yang lalu menutup laptopnya

“Untuk saat ini, Iya..?” jawab Kevin

“Aku tidak merasakan kecurigaan pada Haidar. Aku curiga terhadap kepala BIN dan Kepala deputi pertahanan. Sebenarnya ketika kita selesai rapat waktu itu, Aku mendengar percakapan antara kepala BIN dengan Kepala deputi pertahanan, seolah-olah mereka sedang menyembunyikan dan merencanakan sesuatu” Daniel mulai mengingat kejadian itu

“Baiklah, untuk sementara, BIN dan Haidar tidak boleh mengetahui rekaman ini..” lalu Kevin melanjutkan kalimatnya “Kita awasi Haidar dan juga berhati-hati terhadap kepala BIN dan kepala deputi pertahanan”

“Hmm, Aku mulai mencium aroma bangkai disini.. Ayo kita lakukan” ungkap Daniel dengan semangat.

Berhati-hatilah terhadap apapun, termasuk mereka yang berada di dekatmu. Musuh terbentuk karena perilaku jahat. Dan perilaku jahat tidak mengenal jarak, waktu dan kedekatan”

˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜

Ada yang berbeda dengan hari libur ini, Nando harus masuk kantor karena akan ada rapat mendadak di kejaksan. “Do, rapat akan mulai..” ungkap Mia pada Nando yang sedang duduk di kursinya, tetapi Mia tidak mendapat jawaban dari Nando, “Do?” tegur Mia sekali lagi.

“Oh ya.. ada apa?” tanya Nando. Rupanya Nando sedang melamun, “Ah maafkan, Aku kurang fokus..” lanjut Nando yang lalu menggaruk kepalanya kebingungan.

“Apa karena Yuna?” tanya Mia yang lalu melihat mata Nando.

Nando terdiam ketika Mia menanykan hal itu, karena memang benar Ia sedang memikirkan kejadian semalam, antara Yuna dengan Kevin. Melihat Nando yang terdiam karena pertanyaannya, membuat Mia yakin bahwa Nando melamun karena Yuna “Rupanya benar karena Yuna” gumam Mia dalam hatinya.

“Yuna, Yuna dan Yuna. Bisakah kamu berhenti memikirkan Yuna untuk sehari saja?!” tanya Mia dengan kesal. Nando terdiam mendengar hal itu dari Mia, hingga suara Indra memecahkan kebingungan diantara mereka, “Kalian sedang apa? ayo rapat akan segera dimulai” teriak Indra dari luar pintu.

 “Oh ya.., kita akan menyusul..” jawab Nando. Mia masih merasa kesal dan mehembuskan nafasnya keras, lalu pergi meninggalkan Nando lebih dulu.

˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜

Rapat dengan pimpinan jaksa yaitu Dino sedang berlangsung dan Haidar juga ada di rapat tersebut.

“Tunggu, kenapa kita harus memberhentikan kasus ini?!” tanya Nando kesal karena keputusan kepala jaksa.

Mereka sedang mengadakan rapat mengenai kejadian bom dan juga kematian Yeon Ji. Kepala jaksa memutuskan untuk menutup kasus tersebut.

“Karena bukti yang didapat sangat sedikit dan hanya menimbulkan berbagai persepsi bukan fakta, lagi pula pelaku sudah mati dan juga sudah tidak ada untungnya untuk kita” jawab Dino sebaga kepala jaksa

“Sejak kapan kebenaran menjadi keuntungan? kita mencari kebenaran bukan keuntungan!” ungkap Nando sambil menggebrak meja, lalu Indra yang ada di sampingnya mencoba menenangkan Nando, “Tenang do..” gumam Indra pelan.

“Ini keputusan yang diambil dari rapat dengan jaksa senior. Kasus ini sudah resmi ditutup!” Jawab Dino dengan tegas.

Nando meninggalkan ruang rapat setelah Dino mengatakan itu. Nando merasa kecewa dengan keputusan kepala jaksa yang mendadak. Tentu saja, Nando merasa kecewa dengan keputusan tersebut, sebab hanya perlu beberapa tahap lagi, maka kebenarannya akan terungkap.

Setelah rapat selesai, Indra segera keluar dan mencari Nando. Mia pun mulai mengikuti Indra untuk mencari Nando, namun langkahnya terhenti karena pulpennya tertinggal di ruang rapat dan Ia kembali kesana. Ketika Mia akan memasuki ruangan, rupanya kepala jaksa dan Haidar masih ada disana, langkah Mia terhenti ketika mendengar percakapan diantara mereka

“Baguslah kamu menghentikan kasus ini..” ungkap Haidar pada Dino

“Lalu mengapa kamu membiarkannya untuk menelusuri kasus ini jika berniat ingin menghentikannnya di tengah perjalanan?” tanya Dino

“Nando.. hmm anak itu terlalu berisik…” jawab Haidar

Mendengar percakapan itu, membuat Mia mengurungkan niatnya untuk mengambil pulpen. Segera, Mia meninggalkan ruangan rapat dan kembali ke ruangannya. Mia mulai mencurigai pimpinan jaksa dan juga Haidar.

˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜

Yuna menghampiri paman Hwang yang duduk di kursi panjang di halaman rumah mereka. Paman Hwang sedang menikmati kopi dan membaca Koran

“Selamat pagi paman..” Yuna memeluk paman Hwang dari belakang

“Pagi nak.. kamu terlihat ceria hari ini..” jawab paman Hwang

“Benarkah? bukannya Aku selalu ceria ya paman?” lalu Yuna mulai duduk di sebelah paman Hwang sambil menikmati roti bakar

“Yah.. Kevin seorang CS yang handal, selain itu dia juga tampan..” timpal paman Hwang yang kembali membaca Koran

Yuna paham arah dan maksud paman Hwang yang tiba-tiba membicarakan Kevin seperti itu, “Apa maksud paman?” tanya Yuna

“Apa kalian belum mengenal satu sama lain?” lanjut paman Hwang

“Ah paman, mengenal apanya?” jawab Yuna lalu melahap roti bakarnya.

 “Kemarin malam Nando datang untuk mengajakmu nonton bioskop..” paman Hwang mengalihkan pembicaraan

“Oh ya? kenapa dia tidak membuat janji..” ungkap Yuna bingung

“Entahlah, hubungi saja dia..”

“Baiklah.. Aku masuk dulu ya paman..” Yuna bergegas menuju ke kamarnya untuk mengambil handphone dan menghubungi Nando.

˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜

Nando yang saat itu meninggalkan ruang rapat karena kesal terhadap keputusan kepala jaksa, memilih untuk pergi ke kantin dan menikmati ice kopi Americano untuk menjernihkan fikirannya.

“Woi!” Indra menepuk bahu Nando

“Aku tidak habis fikir dengan keputusan yang mereka ambil.” jawab Nando yang masih kesal sekaligus frustasi

“Yah mungkin isi kepala mereka sudah terisi dengan berbagai jenis uang” jawab Indra mencoba mencairkan suasana hati Nando

Meskipun begitu, rasa kesal pada diri Nando belum sepenuhya menghilang. Disaat yang bersamaan, Yuna menelponnya.

“Yuna tuh..” Indra melihat ponsel Nando yang bergetar, “Ga akan dijawab?” tanya Indra.

Untuk beberapa saat Nando masih terdiam dan belum menjawab telpon dari Yuna. Belum sempat Ia menghilangkan rasa kesalnya pada keputusan pimpinan jaksa, Ia malah mengingat kejadian Yuna tertawa bersama Kevin. Hingga akhirnya Ia menghembuskan nafasnya keras, lalu menjawab telpon Yuna

“Hallo Yuna..” Suara Nando terdengar tidak seceria biasanya. Yuna menyadari itu,

“Hai Do.. hmm maaf aku mengganggumu.. mungkin Aku akan menelponmu lain waktu lagi..” ungkap Yuna

“Oh tidak, Aku sedang luang..Ada apa?” tanya Nando yang kini mulai serius

“Aku minta maaf, Aku tidak tahu jika kamu akan mengabulkan keinginanku untuk menonton.. maafkan Aku..” ungkap Yuna sedih

 “Paman Hwang sudah tidak bisa dipercaya lagi..” jawab Kevin sambil tersenyum, “Tidak perlu meminta maaf, karena seharusnya Aku membuat janji denganmu dulu..”

“Baiklah.. Aku tetap ingin minta maaf, Ayo kita ke bioskop malam ini.. Aku harap tidak mendapat penolakan” jawab Yuna dengan semangat.

“Baiklah, Aku akan menjemputmu..” Nando mengiyakan keinginan Yuna. Sampai kapanpun, Nando tidak bisa menolak ajakan Yuna, sekalipun kondisinya sedang tidak baik. Karena bagi Nando, Yuna adalah kebahagiaan untuknya.

“Segeralah ungkapkan perasaanmu itu Do, sebelum ada yang merubah hati Yuna..” ungkap Indra ketika Nando menutup telpon, “Akan lebih baik jika pasanganmu adalah sahabat sendiri, karena kamu lebih mengenalnya dan sudah saling memahami satu sama lain.,” lanjut Indra

“Baiklah, thanks bro..” jawab Nando tersenyum senang karena Indra mendukungnya.

˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜

Haidar baru pulang ke apartement setelah beberapa hari tidak tinggal disana. Sementara itu Kevin dan Daniel kini mulai mencurigai keberadaan Haidar di BIN. Untuk itu mereka mulai mengawasinya, tanpa menimbulkan kecurigaan pada Haidar.

“Aku pulang..” Haidar membuka pintu apartemen dan menaruh sepatunya di rak. Kevin dan Daniel sedang memasak makanan untuk makan siang mereka

“Oh kau pulang pak tua?...” celetuk Daniel sambil tertawa

“Aku yang paling bekerja keras disini..” jawab Haidar “..beri aku sepiring juga ya..” lanjut Hidar ketika melihat Kevin yang sedang memasak nasi goring, lalu Haidar pergi untuk mandi.

“Ok..” jawab Kevin santai

Ketika Haidar sedang mandi, Kevin dan Daniel melakukan penyadapan di handphone milik Haidar untuk mengawasinya. Dan saat itu juga, Kevin mendapat telpon dari seseorang yang tidak dikenal

“Aku agen Horse..” ungkap seseorang dengan nada berat di telpon

Lantas Kevin tidak langsung percaya akan ucapan seseorang itu, “Apa buktinya?” tanya Kevin

“Chip..” ungkapnya

Kevin mulai teringat jika Yeon Ji memiliki Chip dalam tubuhnya, “Siapa kau?” kini nada Kevin menjadi serius.

Daniel yang sedang menyadap ponsel milik Haidar menjadi tidak fokus karena telpon yang diterima oleh Kevin

“Siapa?” tanya Daniel pelan. Kevin menjawab pertanyaan Daniel dengan gelengan kepala

“Chip yang sama, tertanam di dada Haidar..” jawab seseorang itu, “Jika kamu mulai percaya,temui Aku di restoran Madam Heaven malam ini..” lalu percakapan di telpon selesai bersamaan dengan selesainya proses penyadapan pada ponsel Haidar.

“Siapa dia?” tanya Daniel yang sudah merapihkan laptop dan juga menyimpan ponsel Haidar ke tempat semula.

“Entahlah..Sekarang Aku harus membuktikannya..” jawab Kevin, lalu Haidar keluar dari kamar mandi dan menghampiri mereka. Misi dimulai!

Kevin menghampiri Haidar dengan sepiring nasi goreng dan juga jus mangga di kedua tangannya “Hai kak ini untukmu..” Kevin memberikannya pada Haidar dan jus mangga mengenai dada Haidar

“Astaga..” Kevin menaruh gelasnya dan mengambil tisu untuk mengeringkan baju Haidar yang terkena jus, “Maaf, maaf..” lanjut Kevin, lalu Ia melihat Chip tertanam di dada Haidar.  

Segera, haidar menyingkirkan tangan Kevin yang ada di dadanya, “biar aku saja..” lalu Haidar pergi ke kamar untuk berganti pakaian.

“Bagaimana?..” tanya Daniel pada Kevin

“Kecurigaan kita tidak bisa terbantahkan..” Kevin berhenti sejenak sebelum melanjutkan kalimatnya, “Aku melihatnya..” lanjut Kevin

Mereka mulai meyakini jika Haidar adalah Owl. Meskipun begitu, mereka tidak bergegas untuk menangkapnya dan masih bersikap selayaknya tim sampai mereka menemukan “siapa saja” yang menjadi dalang dari semua kejadian ini.

˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜

Yuna dan Nando terlihat keluar dari bioskop. Mereka berjalan sambil membahas film yang baru saja mereka tonton, “Aku rasa itu hal yang paling aneh..” ungkap Nando sambil tertawa, “Aku juga..” balas Yuna yang juga ikut tertawa.

Letak bioskop dengan restoran Madam Heaven tidak lah jauh, mereka memutuskan untuk makan malam bersama disana. Nando, ternyata telah menyiapkan sebuah cincin untuk Yuna, Ia bersiap untuk mengungkapkan perasaannya.

“Wah tampilan restorannya baru lagi nih..” ungkap Yuna ketika sudah sampai di depan pintu restoran

Nando tersenyum melihat Yuna yang ceria “Sepertinya begitu..”

Mereka mulai masuk dan memilih tempat di lantai 2, tempat seperti waktu itu mereka berkumpu bersama Yuri dan Indra.

“Paman?” Yuna melihat paman Hwang yang ternyata ada di restoran, “…dan Kevin?” lanjut Yuna pelan ketika melihat sosok Kevin duduk di meja yang sama dengan paman Hwang. Lalu Yuna dan Nando mendatangi meja mereka

“Kalian disini juga?” tanya paman Hwang

“Iya paman, Aku kira paman akan bertemu seseorang di rumah sakit bukan di restoran..” jawab Yuna

“Suasana baru sangat diperlukan dalam sebuah pekerjaaan Yuna..” jawab Nando, “Paman seharusnya merahasiakan ketika Aku datang kemarin..” Nando berjabat tangan dengan paman Hwang.

“yaaa, maafkan paman..” paman Hwang tertawa dan lalu Ia melihat kea rah Kevin, “Oh ya Nando, kenalkan ini Kevin.. Dia dokter ahli jantung sepertiku. Dan Kevin kenalkan ini Nando sahabat Yuna sedari kecil dan juga seorang jaksa yang handal.” lalu Nando dan Kevin saling berjabat tangan

“Senang bertemu lagi..” ungkap Nando

Lihat selengkapnya