Find The Culprit

mikaji Al daufan
Chapter #10

#10

Setelah makan, mereka berniat kembali ke kamar masing-masing tapi Takahiro masih saja mengikuti Mikazuki dan Yuya bahkan sampai kamar mereka.

"Daichi pasti sibuk, aku menumpang tidur disini" kata Takahiro dan tanpa menunggu persetujuan Mikazuki atau Yuya, ia berbaring saja di ranjang Mikazuki.

"Taka-san..."

"Kalian tidur saja lagi, simpan energi kalian untuk nanti, toh tidak ada yang bisa kita lakukan untuk saat ini" kata Takahiro lagi. Mikazuki mendengus kesal melihat tingkah kakaknya. Ia sudah bisa menebak kenapa Takahiro tidur disini, dia pasti ingin memastikan tidak ada apapun yang terjadi. Tapi jelas tidak mungkin juga karena yang diketahui Yuya adalah Mikazuki itu anak lelaki. Untung saja ada futon tambahan yang memang disiapkan di tiap kamar. Mikazuki menggelar futon itu dan berbaring sambil membaca buku yang ia bawa. Ia memang sengaja membawa beberapa buku bacaan. Tadinya ia berniat menulis informasi yang terkumpul tapi sepertinya ia perlu lebih berhati-hati lagi saat menggunakan buku catatannya, jangan sampai ada kejadian seperti buku catatannya jatuh dan dibaca orang lain lagi seperti yang dilakukan oleh Takahiro.

Yuya sepertinya juga tampak tidak keberatan Takahiro merusuh di kamar mereka. Tak lama kemudian sudah terdengar suara dengkur Takahiro. Mikazuki memutar matanya menyadari kakaknya sudah tertidur saja. Jika Mikazuki mengalami kesulitan tidur, maka Takahiro justru sebaliknya, ia semakin banyak menghabiskan waktunya untuk tidur. Mungkin itu adalah bentuk pelampiasan baginya atas kejadian buruk yang mereka alami dulu. Mikazuki sebenarnya tak keberatan kakaknya merusuh di kamarnya, tapi dia juga memikirkan bagaimana pendapat Yuya jika semisal Takahiro terlalu menempel pada dirinya. Bukankah terlihat janggal karena seharusnya Yamazaki Shin baru mengenal Okumura Takahiro di Kurose, akan aneh jika mereka sudah sedekat itu walau mereka adalah teman sekamar saat di asrama. Tapi Yuya bukan tipe yang akan menanyakan hal-hal yang sekiranya tidak terlalu penting, selama hal itu tidak mengganggu atau merugikan dirinya, ia tidak peduli.

Mikazuki memilih untuk memikirkan kasus yang terjadi saja dan kemungkinan-kemungkinan yang terkait dengan kasus tersebut. Sebenarnya yang paling mengganggunya adalah kenapa pihak sekolah melarang mereka ikut campur? Bukankah justru jika media mengetahui jika siswa Kurose membantu penyelidikan maka akan memberi citra yang bagus untuk siswa Kurose? Atau apakah sekolah memutuskan untuk tidak membiarkan siswa terlibat adalah ditakutkan bahwa kasus ini ternyata ada hubungannya dengan kasus 2 tahun yang lalu? Jika misalnya benar kasus ini berhubungan dengan kasus 2 tahun yang lalu, maka sikap waspada yang dilakukan sekolah cukup beralasan. Walau tidak bisa dibenarkan juga karena membiarkan korban begitu saja tanpa berusaha membantu itu bertentangan dengan prinsip yang diajarkan di sekolah yaitu "apapun yang terjadi, jangan pernah membiarkan apalagi mengabaikan korban karena korban adalah petunjuk terbaik dalam sebuah kasus."

Tapi bisakah prinsip itu tetap diterapkan dalam situasi seperti ini?

"Sial...." Gumam Mikazuki seraya beranjak ke kamar mandi untuk cuci muka agar lebih segar. Ia ingin sekali keluar mencari udara segar di pinggir hutan tapi semua tamu penginapan belum boleh keluar. Ditambah lagi akses gadget apalagi internet disini sangat terbatas. Untuk pengumpulan informasi dan analisis semua harus dilakukan secara manual jika ia berniat diam-diam membantu penyelidikan. Tentu saja hal yang sama juga berlaku untuk kegiatan Mystery trip. Karena salah satu tujuan kegiatan ini adalah untuk melatih intuisi dan kemampuan siswa tanpa terlalu bergantung pada teknologi. Karena itulah gadget dilarang dan acara sengaja diadakan di penginapan terpencil seperti ini.

"Tunggu.... Kami memang sempat menyentuh mayat itu untuk memeriksa suhu tubuhnya... Tapi nyaris tak ada kesempatan untuk memeriksa lebih jauh.... Lalu obat tidur yang diberikan pada semua tamu disini.... Apakah ada kemungkinan kalau semua ini bagian dari mystery trip? Tapi reaksi Kou-san sepertinya bukan akting semata.... Jika itu akting maka dia benar-benar aktor yang hebat.... Bagaimana kalau semua ini memang untuk menguji kami semua?" Batin Mikazuki. Ia baru menyadari kemungkinan itu, bagaimana jika Goyama-sensei berkata dan bersikap seperti itu karena beliau memang tidak tahu dan tidak terlibat dalam perencanaan mystery trip dan hanya datang sebagai pengawas atau guru pendamping saja?

"Shin, apa kau masih lama?" Mikazuki terlonjak kaget, ia baru sadar kalau dirinya masih merenung di kamar mandi.

"Maaf Yuya-kun, sebentar lagi" balas Mikazuki cepat sambil mencipratkan air beberapa kali agar tampak bahwa ia habis mandi atau apapun.

"Hehe, maaf Yuya-kun" kata Mikazuki, Yuya hanya menatapnya datar dan masuk kamar mandi.

"Oi, sini kau" panggil Takahiro.

"Tidak mau, kau pasti akan menghajarku"

"Haaaahh?? Yang benar saja, cepat kesini!" Mikazuki sedikit bersungut-sungut saat mendekat dan duduk di senelah Takahiro.

"Apa aniki tahu?" Mikazuki menggeleng.

"Pasti ini ulah kakek tua itu?"

Lihat selengkapnya