Yamada Daichi, dia dikenal sebagai pribadi yang lembut, kalem dan sopan serta tentu saja, berprestasi. Jika di Kurose ada sistem Seitokai, sudah pasti Daichi akan dijadikan ketua. Ia juga berasal dari keluarga terpandang. Keluarganya berasal dari Nara, dan memiliki bisnis restoran tradisional yang terkenal dan sudah banyak cabangnya di seluruh Jepang. Singkatnya, Daichi bisa dibilang adalah orang yang sempurna, atau setidaknya begitu yang terlihat. Daichi juga mudah akrab dengan siapa pun, tapi jika ditanya siapa teman dekatnya, mungkin tidak ada yang bisa menjawab karena tidak ada yang benar-benar dekat dengan Daichi. Takahiro dan Kou sekalipun yang sering bersama Daichi sebenarnya tidak sedekat itu, bahkan menurut Takahiro, Daichi itu misterius, itu juga yang membuat Takahiro mengingat Daichi saat mereka pertama kenal di saat upacara penerimaan siswa baru. Takahiro merasa bahwa sikap Daichi yang begitu santun dan kalem itu karena ia menyembunyikan sesuatu atau tidak membiarkan orang lain mengetahui dirinya yang sebenarnya. Tidak, bukannya Takahiro mencurigai Daichi, hanya saja ia merasa kalau Daichi menyembunyikan sesuatu, tapi dia cukup yakin Daichi adalah orang yang baik. Tentu saja hal ini ia simpan sendiri, mungkin ia perlu membicarakanya dengan adiknya tapi sepertinya itu bukan masalah utama saat ini karena mereka perlu menemukan bukti lebih banyak dan memecahkan kasus di depan mata. Kenapa mereka semua diberi obat tidur? Apa yang sebenarnya direncanakan oleh pelaku? Apa tujuan pelaku? Apa ini ada hubungannya dengan pembunuhan yang terjadi? Atau apa jangan-jangan mereka hanya dijadikan percobaan untuk persiapan kasus yang lebih besar? Tapi jika begitu bukankah seharusnya acara ini dihentikan saja? Lalu kenapa tetap dilanjutkan? Atau jangan-jangan benar semua yang terjadi ini bagian dari acara? Takahiro mengacak rambutnya kesal. Dia tidak suka saat tidak mengetahui sesuatu dan tidak bisa melakukan apa-apa begini.
"Taka-san!!" panggil Mikazuki, rupanya ia sudah beberapa kali memanggil Takahiro yang sibuk dengan pikirannya sendiri.
"A... Ah, maaf, apa tadi?"
"Lihat, menurutmu apa ada yang aneh?" tanya Mikazuki. Mereka tengah mengecek rekaman kamera pengawas. Karena ada 3 komputer yang menayangkan, jadi mereka membagi tugas. Mikazuki mendapatkan komputer dengan kamera yang terpasang di area lobby penginapan, area aula makan, dan koridor lantai 2. Yuya mendapatkan komputer dengan kamera yang terpasang di area belakang penginapan, halaman tengah tempat kejadian perkara, dan koridor lantai 1 serta area yang mengarah ke dapur. Sementara Takahiro mendapatkan komputer dengan kamera yang terpasang di area depan penginapan, area belakang sekitar tempat pembuangan dan koridor utama di lantai 1. Mereka mengecek rekaman dari waktu mereka tiba di penginapan hingga malam hari setelah makan malam.
"Apa kalian menemukan sesuatu?" tanya Mikazuki. Baik Yuya maupun Takahiro menggeleng, ini jelas aneh, tidak mungkin tidak ada sesuatu yang janggal, apa jangan-jangan rekamannya ada yang dihapus? Lalu Yuya mengusulkan agar mereka bertiga bertukar komputer agar bisa mengecek lagi, mungkin saja ada yang tak sengaja terlewat.
"Tunggu.... Apa...." Takahiro memutar ulang sebuah rekaman beberapa kali.
"M-- Shin, Yuya, lihat ini," Takahiro menunjukkan rekaman yang ia lihat dan menunjuk sesuatu yang ia rasa aneh. Di rekaman kamera pengawas yang mengarah ke dapur, ada seseorang yang memakai seragam staff dapur yang masuk ke dapur dan keluar sekitar 15 menit kemudian. Tetapi jika diperhatikan, seragam staff dapur yang dikenakan itu sedikit berbeda, tidak ada emblem lambang penginapan ini di saku dada seragam tersebut. Seharusnya emblem itu pasti akan terlihat di kamera walau hanya sekedar bentuk biru semata karena emblem tersebut berwarna biru. Sayangnya orang tersebut juga memakai masker dan topi, yang mungkin dimaksudkan agar jangan sampai mencemari makanan di dapur sehingga wajahnya tak terlihat. Jika dilihat dari postur dan tingginya, sepertinya seorang laki-laki.
"Apa mungkin dia yang menambahkan obat tidur?" tanya Takahiro. Mikazuki tak menjawab. Ada yang mengganjal di pikirannya, kenapa Yuya tak mengatakan apapun soal ini? Yuya yang teliti rasanya tidak mungkin luput dalam mengamati. Tapi ia memutuskan untuk diam saja. Mereka bertiga lalu menemui salah satu staff dapur dan bertanya pada mereka mengenai pria yang masuk ke dapur itu. Tetapi staff dapur yang ditanya mengatakan bahwa ia tidak tahu karena pada saat itu dia tengah istirahat dan berada di luar penginapan untuk cari angin. Saat mereka mencoba bertanya pada staff dapur yang lain pun jawabannya serupa, mereka tidak tahu. Tapi waktu saat pria misterius tersebut masuk memang saat waktunya istirahat bagi staff dapur sehingga besar kemungkinan dapur sedang kosong atau setidaknya jika ada orang pun, tidak akan terlalu memperhatikan karena sibuk dengan urusannya sendiri. Mikazuki kembali lagi ke ruang pengawas, Takahiro tidak ikut karena dia lapar, memang sudah lewat dari waktu makan siang. Mikazuki mengecek kembali rekaman yang ada, terutama di area halaman tengah, rekaman pelaku yang membawa mayat korban ke halaman tengah memang tidak ada, jelas rekaman itu sudah dihapus, tapi setidaknya pelakunya sedikit luput dan ada sedikit rekaman mengenai mereka di kamera yang terletak di area belakang sekitar tempat pembuangan sampah, sesuai dugaan mereka memang dua orang dan tengah membopong seseorang yang diduga adalah korban.
"Posturnya seperti salah satu dari mereka, kan?" Mikazuki terlonjak kaget dan karena refleks, dia memukul Yuya yang untungnya berhasil ditepis Yuya.
"Yuya-kun!!"
"Aku tidak mengatakan mengenai staff dapur aneh itu pada kalian karena memastikan dulu dengan rekaman di kamera lain dan ternyata benar, postur tubuhnya seperti salah satu dari pelaku," kata Yuya lagi seakan bisa menebak bahwa Mikazuki sempat mencurigainya.
"Jadi benar pelakunya sama?"
"Asumsikan saja kalau pelakunya sama, tapi tujuan mereka apa dengan memberi kita semua obat tidur?" tanya Yuya. Hal itu juga yang tengah dipikirkan Mikazuki, untuk apa pelaku memberi mereka obat tidur? Apakah agar mereka tidak fokus pada kasus? Tapi jika memang begitu, kenapa yang diberi adalah para tamu penginapan dan bukannya para polisi yang berjaga? Sebenarnya apa yang diincar oleh pelaku? Mikazuki mulai menggigiti kukunya, kebiasaan buruk saat berpikir, dan kembali mengecek rekaman kamera pengawas satu persatu.
"Oh, benar juga, apa Daichi-san masih sibuk?"
"Entahlah, sudah lewat waktu makan siang, mungkin ia ada di kamarnya," sempat terlintas di pikiran Mikazuki untuk meminta Takahiro menanyai Daichi karena mereka sekamar, tapi ia merasa tidak puas jika menyerahkan pada orang lain, ia perlu bertanya sendiri langsung.