Takizawa Ren, siswa kelas 2 yang juga merupakan salah satu panitia acara itu ternyata adalah agen dari kepolisian yang dicari Mikazuki selama ini. Jujur saja awalnya dia tak menyangka bahwa agen itu akan menyamar sebagai siswa, ia pikir agen itu akan menyamar sebagai staff pengajar atau semacamnya. Takizawa Ren adalah laki-laki dengan tinggi sekitar 180cm dan berat badan proporsional. Postur tubuhnya cukup serupa dengan Takahiro, ramping tapi juga lumayan berotot dan memiliki senyum yang sangat khas, semacam "michiveous smirk" yang membuatnya cukup populer di kalangan siswi Chiharu Gakuen. Rambutnya potongan undercut dan ada sedikit bagian yang diwarnai pirang. Di sekolah, Takizawa Ren dikenal cukup supel dan dalam hal akademik lumayan menonjol. Memang tidak bisa dikatakan sangat baik tapi nilai-nilainya sejauh ini cukup bagus dan dia termasuk 15 besar ranking dalam satu angkatannya. Ia lumayan menonjol di olahraga baseball dan merupakan salah satu atlet andalan sekolah. Usia aslinya adalah 23 tahun. Tapi karena wajahnya tergolong terlihat awet muda, jadi dia cukup bisa menyamar menjadi siswa Kurose. Ini merupakan tahun keduanya di Kurose sebagai siswa gadungan. Ia memang sudah ditugaskan di Kurose sejak tahun lalu untuk mengawasi sekolah itu terutama karena kabar mengenai adanya anggota RedWolf di Kurose. Sebenarnya Ren cukup menikmati juga masa "sekolah"-nya di Kurose karena semasa dia SMA dulu, dia merasa kalau dirinya terlalu serius dalam belajar sehingga kurang menikmati masa mudanya di sekolah. Ya mungkin juga ia dapat menikmati sedikit kisah romantis masa SMA dengan salah satu siswi dari Chiharu Gakuen, kan?
Iya, saking menikmati masa "sekolah"-nya di Kurose, kadang ia sampai melupakan tujuan aslinya disana. Barulah terutama karena Mikazuki kemudian juga ke Kurose, ia mulai serius lagi. Ia tahu mengenai identitas asli Mikazuki, setidaknya ia tahu nama aslinya tapi ia tidak tahu kalau Mikazuki itu anak perempuan. Tidak, lebih tepatnya ia tak terlalu memperhatikan detail laporan yang ia terima. Yang ia ingat terutama hanya kalau anak pindahan di kelas 1 itu namanya adalah Yamazaki Shin dan nanti akan membantunya dalam misi ini. Sebenarnya ia sudah berusaha untuk berkomunikasi dengan Mikazuki tapi sulit sekali mendekatinya tanpa terlihat mencurigakan. Setidaknya jika mereka terlibat pembicaraan, tidak boleh terlihat kalau mereka memiliki tujuan yang sama, kan?
Ren baru berhasil menyelipkan pesan pada Mikazuki saat ia memberikan beberapa snack untuk jatah para peserta. Dengan begini setidaknya Mikazuki sudah mengetahui identitasnya dan setidaknya komunikasi diantara mereka akan jadi lebih mudah. Ren sebenarnya juga curiga dengan mystery trip kali ini, kenapa bisa kebetulan sekali ada pembunuhan saat mereka disana? Dan kenapa siswa Kurose diberi obat tidur? Kalau pun tujuan sebenarnya dari pelaku adalah seluruh pengunjung hotel, buat apa dia memberi obat tidur pada seluruh tamu? Toh pembunuhan sudah terjadi dan mayat pun sudah dipindahkan untuk diotopsi. Apakah pemberian obat tidur itu ada hubungannya dengan pembunuhan itu? Yang lebih aneh lagi, kenapa mereka tidak diberi tahu identitas dari korban? Bukankah wajar jika mereka diberi tahu karena secara teknis siswa Kurose terlibat pula dalam kasus itu karena berada di sana. Ia memang kemudian berhasil mendapatkan identitas korban, tapi tetap saja ia merasa kasus ini aneh. Apa benar kasus ini hanya kebetulan? Apa kasus ini ada hubungannya dengan kasus dua tahun lalu atau benar-benar kasus yang berbeda? Atau jangan-jangan kasus ini sebenarnya bagian dari mystery trip juga? Tapi ia kan panitia, jika ini bagian dari mystery trip, bukankah seharusnya ia juga diberi tahu?
Ren sudah kembali ke kamarnya dan merenung, ia membuka kembali buku catatannya, ada beberapa orang yang ia curigai salah satunya adalah kedua anak kelas 3 yang jadi panitia, Kou dan Daichi. Daichi memang terkenal dan memiliki reputasi yang baik di sekolah, tapi Kou tidak seperti itu, ia nyaris sama badungnya seperti Takahiro dan nilainya pun tak terlalu bagus, walau untungnya kemampuannya di bidang voli cukup membantu menyelamatkannya karena ia atlet andalan untuk voli. Kou memang memiliki rasa tanggung jawab yang besar yang mungkin juga berhubungan dengan pengalamannya sebagai kapten tim voli sejak ia kelas 2. Tapi kenapa Kou yang dijadikan ketua panitia kali ini dan bukannya Daichi? Jika dari kemampuan, tentu saja Daichi jelas lebih kompeten dari Kou, atau apakah memang disengaja? Agar Daichi dapat melakukan hal lain sementara Kou yang menjadi sorotan karena ia ketua panitia? Kenapa bisa kebetulan sekali saat Kou yang dijadikan ketua panitia, lalu ada kasus seperti ini? Tapi jika dilihat dari reaksi Daichi kemarin, sepertinya ia sama bingungnya dengan Kou, atau ia benar-benar aktor yang hebat. Tapi bahkan Goyama-sensei pun terlihat kebingungan, apa kasus kemarin benar-benar tak ada hubungannya dengan mystery trip kali ini? Jika memang tak ada hubungannya, kenapa bisa kebetulan sekali ada kasus seperti itu saat para siswa Kurose berada disini? Apakah tujuannya untuk mencemari nama baik Kurose? Yang juga membuatnya heran, kenapa petugas kepolisian yang datang cenderung seperti menutup-nutupi identitas korban dari siswa Kurose? Ini benar-benar membuat Ren kepikiran walau kemudian dia juga berhasil mendapatkan identitas korban. Dan dari identitas serta riwayat korban yang ia dapatkan, sepertinya korban nyaris tak ada hubungannya dengan Kurose Academy begitu juga dengan terduga pelaku. Mengenai obat tidur itu juga aneh sekali, walau cukup berpengalaman menghadapi kasus-kasus lain sebelumnya, tapi Ren sekalipun kesulitan menghubungkan semua yang terjadi. Apakah semuanya berhubungan atau malah tak ada hubungan sama sekali? Tapi jika tak ada hubungan kenapa rasanya janggal sekali? Apa benar tak ada hubungan? Tapi jika ada, apa hal yang menghubungkannya?
Ren mengacak rambutnya kesal, sepertinya ia perlu mendiskusikan hal ini dengan Mikazuki. Ia perlu sudut pandang lain dan jika anak seusia Mikazuki ditugaskan sendiri oleh komisaris (walau hal itu juga karena Mikazuki adalah cucu beliau) maka seharusnya anak itu memiliki kemampuan yang mumpuni, kan? Ren memang belum mengenal Mikazuki, tapi ia cukup mengamati Yamazaki Shin dan sepertinya tak akan terlalu sulit untuk dekat dengan Yamazaki Shin.
"Tapi namanya manis sekali... Aku hanya harus ingat jangan sampai salah memanggilnya dengan nama aslinya," batin Ren.
####
Takahiro kembali ke kamarnya setelah makan dan mendapati Daichi tengah tertidur dengan beberapa kertas berisi jadwal agenda kegiatan mereka tersebar di sekitarnya. Sepertinya ia kelelahan karena Daichi bukan tipe yang akan mudah tertidur dengan keadaan berantakan begitu. Takahiro iseng mengintip agenda apa saja yang akan mereka lakukan. Yang ia lihat adalah agenda untuk besok, kegiatan mereka adalah pergi latihan ketahanan di air terjun yang berada tak jauh dari situ. Latihan ketahanan di air terjun di musim gugur begini? Ya, justru karena itulah disebut latihan ketahanan. Seharusnya tak terlalu masalah karena akan ada staff pengajar yang mendampingi mereka nanti.
"Eh... Taka?"
"Yo, kau tidur lagi saja, kau pasti lelah," Daichi bangun dari posisinya sambil mengucek matanya dan menguap. Dia memang masih merasa lelah tapi setidaknya sudah lebih segar dibandingkan tadi.
"Oh iya, ini..." Takahiro melemparkan sebungkus roti ke Daichi. Yang diterima Daichi dengan agak bingung karena ia masih memproses apa yang terjadi.
"Kau pasti belum makan, kan?" Daichi hanya mengangguk sambil bergumam tak jelas, masih memproses mengumpulkan kesadaran. Ia mulai makan rotinya dan baru sadar kalau perutnya lapar sekali. Mungkin karena sibuk memikirkan acara ini sampai ia tak memperhatikan dirinya sendiri.
"Jadi, apa kau menemukan sesuatu?" Daichi tak menjawab, ia hanya menatap bingung teman sekamarnya itu.
"Kau tahu maksudku, jelas ini aneh sekali, untuk apa kita semua diberi obat tidur dan bisa sampai terjadi pembunuhan disini saat kita berada disini, lalu para petugas penyidik yang tak memberi kita petunjuk atau keterangan sedikit pun mengenai korban, terlalu banyak keanehan yang terjadi, tambah lagi kegiatan kita tetap akan dilanjutkan," Daichi menelan kunyahan terakhir rotinya dan segera minum.
"Jawaban macam apa yang kau inginkan, Taka?"
"Jawaban macam apa yang bisa kau berikan, Yamada Daichi?" balas Takahiro. Daichi hanya menghela nafas panjang, bukan hal aneh jika ada siswa yang menanyakan hal itu, justru lebih aneh jika tak ada yang bertanya mengingat sekolah macam apa Kurose Academy itu.
"Aku tidak yakin bisa memberikan jawaban yang kau inginkan, aku hanya akan memberimu jawaban dari sudut pandangku, mengenai petugas yang menyembunyikan identitas korban dari kita, kebanyakan dari mereka adalah petugas yang masih cukup muda, dan kau juga tahu sendiri bagaimana sikap mereka pada siswa Kurose, lalu mengenai obat tidur, sebenarnya aku belum terlalu memikirkannya karena mengurus kegiatan ini, tapi menurut asumsiku, pemberian obat tidur itu ada hubungannya dengan kasus yang terjadi, mungkin pelaku berniat memastikan agar tak ada yang tiba-tiba terbangun dan mengganggunya, mungkin saja pelaku bermaksud menghapus semua bukti dan kemungkinan jejak yang ada," jelas Daichi. Takahiro hanya mengangguk-angguk, tak berkomentar.
"Aku juga tak menyangka akan ada kejadian seperti ini, tapi kuharap tidak akan ada kejadian lagi untuk sepanjang sisa kegiatan ini dan kegiatan kita bisa berjalan lancar," Takahiro lagi-lagi hanya diam, fakta bahwa kegiatan mereka tetap akan dijalankan itu cukup mengganggunya dan Daichi juga tak mengatakan apapun mengenai alasan kenapa kegiatan mereka tetap dilanjutkan. Semua ini terlalu aneh dan rasanya tidak mungkin jika tak ada hubungan sama sekali dari semua yang terjadi.
"Apa aku bisa percaya padamu?"
Daichi tak menjawab, ia hanya tersenyum.
"Kurasa kau sendirilah yang bisa menentukan apakah aku bisa kau percaya, atau tidak, Taka," balas Daichi.
####