Find The Culprit

mikaji Al daufan
Chapter #1

#1

Di daerah pinggiran di Tokyo, ada sebuah sekolah khusus untuk anak laki-laki. Walaupun berada di daerah pinggiran, tapi sekolah itu merupakan salah satu sekolah ungulan. Pendiri sekolah itu adalah seorang mantan komisaris besar polisi bernama Kurose Yoichi. Sekolah itu bernama Kurose Academy. Disebut-sebut sebagai sekolah dengan tingkat kesulitan tertinggi untuk ujian masuknya dan tidak sembarang orang bisa masuk ke situ. Bisa dibilang kalau Kurose Academy adalah sekolah berbasis kepolisian. Dengan kata lain, lulusan sekolah itu disiapkan untuk menjadi polisi atau penyidik.

Sayangnya di sekolah ini, dicurigai ada seorang, atau bahkan beberapa orang assasin dari sebuah organisasi rahasia yang bernama RedWolf yang bersembunyi disini. Organisasi ini merupakan salah satu organisasi mafia terbesar di dunia dan organisasi ini tidak hanya berpengalaman dalam hal pembunuhan, tapi juga dalam hal penyelundupan barang-barang seperti narkoba, benda-benda bersejarah yang diselundupkan, serta berbagai kejahatan lain. Karena itulah, kepolisian menyuruh seorang detektif untuk mencari dan menangkap anggota Redwolf itu. Sayangnya karena ada suatu kesalahan, yang ditugaskan bukannya seorang detektif berpengalaman, tapi malah seorang detektif muda. Seharusnya detektif muda itu hanya bertugas sebagai pengamat. Sebenarnya kepolisian ingin menariknya kembali, tapi atas perintah komisaris, detektif muda itu tetap ditugaskan.

#Police Office, August 8

“Ehm….. Inspektur ….. Apa anda yakin menugaskan saya untuk misi ini?! Sepertinya ini terlalu sulit……”tanya Okumura Mikazuki, detektif muda yang ditugaskan kali ini. Usianya baru 15 tahun, tapi berhubung pamannya adalah Kepala Polisi dan Kakeknya merupakan Komisaris Kepolisian, dia diperbolehkan bergabung, selain itu dia pernah membantu kepolisian dalam memecahkan beberapa kasus. Mikazuki adalah seorang gadis dengan tinggi sekitar 160 cm dan rambut panjangnya berwarna putih yang sering ia kuncir kuda atau dimasukkan ke topi dan memiliki warna mata yang berbeda, mata kirinya berwarna hijau dan mata kanannya berwarna cokelat. Sebenarnya ia adalah gadis yang cantik, tapi sifatnya yang cuek dan dingin, ditambah mata heterochromianya dan rambut putihnya itu membuat orang lain terintimidasi saat berhadapan dengannya.

“Yah, sebenarnya aku tidak tega menugaskanmu….. Tapi ini keputusan Komisaris….. Yah, yang terpenting kau harus bisa menjaga diri selama bertugas….”kata Inspektur Abe

“Tapi….. Saya hanya seorang pemula……”kata Mikazuki.

“Ya, kau bahkan lebih muda dari putraku….. Gomen[1]….. Tapi ini perintah Komisaris”kata Inspektur Abe tampak menyesal. Sebenarnya dia sendiri meragukan kemampuan Mikazuki karena usianya yang masih terlalu muda, walaupun sebenarnya anak itu sudah membantu memecahkan beberapa kasus yang tergolong sulit.

“Kalau begitu saya permisi…..”Mikazuki membungkukkan badan dan pergi dari ruangan itu.

“Mika-chan, daijobuka[2]?!”Tanya Jun , putra inspektur Abe, yang sudah menganggap Mikazuki seperti adiknya sendiri.

“Jun-san,bagaimana ini?! Kenapa kakek membiarkan cucunya terjun langsung begini, biasanya orang tua itu yang paling cerewet atas keselamatanku”kata Mikazuki panik.

“Nanii[3]?! Benarkah?! Komisaris Okumura benar-benar tak bisa ditebak ya”ujar Jun. Mikazuki hanya mengangguk. Jun berusaha menghiburnya.

“Daijobu[4]….. Kau pasti bisa melakukannya. Ganbatte ne[5]~~~~“Kata Jun seraya mengacak-acak rambut Mikazuki.

“Arigatou, Jun-san”kata Mikazuki. Jun tersenyum dan menepuk bahunya.

“Kalau begitu sampai nanti ya, Ganbatte~~~~“ Jun pun meninggalkan Mikazuki. Mikazuki menghela nafas panjang. Dia pun menyetop taksi untuk pulang.

*************************************************************************************

Keesokan harinya, setelah mempelajari semua hal yang diperlukan semalaman, Mikazuki pun mempersiapkan penyamarannya. Dia bahkan memotong rambut panjangnya dan mengecatnya menjadi cokelat, dia juga menggunakan contact lens agar matanya kirinya juga berwarna cokelat dan tentunya penyamaran dengan make up khusus agar ia semakin terlihat seperti anak laki-laki . Setelah semua siap, dia pun berangkat menuju sekolah yang dimaksud. Sesampainya disana, Mikazuki sempat tercengang melihat bangunan sekolah yang cukup megah walaupun letaknya di pinggir kota.

“Ah, kuharap aku tidak membuat kesalahan…”gumam Mikazuki.     

           

#Teacher Office

“Hmm….. Jadi kau murid pindahan dari Kyoto itu ya?! Yamazaki Shin?”tanya seorang staff pengajar disitu.

“Hai[6]”jawab Mikazuki singkat, untunglah ia tidak lupa untuk merubah suaranya. Staff itu hanya mengangguk dan mempersilahkan Mikazuki untuk mengikutinya menuju kelasnya. Mikazuki melihat-lihat arsitektur sekolahnya dengan penuh minat. Sekolah itu memiliki total luas sekitar 100 hektar, ditambah dengan berbagai fasilitas olahraga dan juga asrama. Tidak heran kalau sekolah ini menjadi salah satu sekolah unggulan di Jepang.

“Jadi, kau akan masuk kelas 1-1, wali kelasmu adalah Mori-sensei[7], lalu barang-barangmu juga sudah diletakkan di kamarmu, setelah kelas selesai siang nanti, akan ada yang mengantarmu ke kamarmu”jelas staff tersebut. Mikazuki hanya mengangguk-angguk mendengar penjelasannya.

“Sumimasen[8] sensei, saya mengantarkan murid pindahan”kata staff itu seraya membuka pintu kelas 1-1.

“Oh, silahkan masuk”kata guru itu. Setelah Mikazuki masuk kelas, staff tersebut pun pergi.

“Aku Mori Kenta, wali kelasmu, sekarang perkenalkan dirimu”kata Mori-sensei. Mikazuki hanya mengangguk.

“Yamazaki Shin desu, yoroshiku onegaishimasu[9]”kata Mikazuki seraya membungkukkan badannya.

“Oke, ada pertanyaan?”kata Mori-sensei. Tidak ada yang mengacungkan tangan, sepertinya mereka tidak ada yang peduli. Mikazuki mengamati satu persatu wajah teman-teman sekelasnya.

“kalau begitu, duduklah dibangku yang kosong”kata Mori sensei lagi. Mikazuki hanya mengangguk dan menuju bangku kosong yang terletak di bagian paling belakang kelas. Tapi kemudian ada seseorang yang menyandungnya, membuat Mikazuki terjatuh. Seisi kelas tertawa melihatnya. Mikazuki berusaha menjaga ekspresinya tetap datar dan segera bangkit lagi dan duduk di bangkunya. Lalu dimulailah pelajaran hari itu.

Lihat selengkapnya