Merasa bosan di rumah terus, Athala pun memutuskan untuk berjalan-jalan ke tempat wisata kuliner yang berada di pusat kota. Dia memang sangat suka mencoba segala jenis makanan, terutama yang pedas. Apalagi wisata kuliner di situ tak hanya menjual makanan lokal saja, melainkan dari seluruh mancanegara.
Athala sudah mencoba Tteokbokki dari Korea dan phat phrik khing dari Thailand yang keduanya teramat sangat pedas. Wajahnya sampai memerah, namun cita rasa dari pedas yang dihasilkan di dalam mulut membuatnya begitu menikmati. Kali ini, dia sangat ingin mencoba masakan khas Sri Lanka yaitu Kottu. Sekilas, tampilan hidangan ini tampak seperti olahan nasi goreng yang ada di Indonesia. Tapi Kottu sebetulnya terbuat dari parutan roti yang digoreng, lalu disajikan dengan saus kari yang sangat pedas. Benar-benar menggiurkan, membuat air liur menetes bahkan sebelum menyantapnya.
Setelah memesan satu porsi, Athala pun duduk di salah satu kursi yang tersedia. Dia mengendus aroma dari Kottu yang langsung menyengat saking pedasnya. Begitu satu suapan masuk ke dalam mulut...
"Huaaahhh," Athala kualahan ketika mulutnya terasa akan terbakar. Dia buru-buru berdiri mencari minum. Semua counter penjual minuman, antri. Dia pun membuka kulkas yang ada di sana, ingin langsung meminumnya.
"Eh, mbak maaf... Bayar dulu baru boleh di minum," ujar salah satu pegawai tempat itu.
"Aduh mbak, antriannya panjang gitu. Saya udah kepedasan ini," protes Athala sambil setengah memohon. Bibirnya sampai terasa dower, lidahnya melet-melet seperti Doggy.
"Nggak bisa Mbak, itu sudah peraturannya."
"Saya pasti bayar, Mbak. Ini sambil antri kok," Athala memaksa, kali ini dengan nada kesal.
"Maaf Mbak, tetap tidak bisa," pegawai tersebut sampai mengatupkan kedua tangan sebagai permohonan maaf.
Athala pun menurutinya, lagian kasihan dia hanya pegawai yang mengikuti aturan dari perusahaan. Tapi untuk menunggu antrian yang segitu panjang, Athala tak mungkin sanggup. Dia pun berlari ke depan kasir, menerobos antrian.
"Maaf cuma satu doang kok," kata Athala sambil meletakkan botol air mineral itu ke atas meja kasir saat si pria baru saja akan meletakkan minumannya juga.
"Antri dong!" Sentak pria berbadan gembul itu.
"Duh Mas, tolong deh ini udah kepedesan banget," keluh Athala.