Find the Key

Shantymilan
Chapter #2

Dia, Dingin...

Setelah satu bulan dari kejadian aneh di wisata kuliner waktu itu, Athala akhirnya bisa melupakan dan melanjutkan hidupnya seperti semula. Dia sempat takut, ada perasaan mencekam yang membuatnya selalu merinding. Meski semua pihak berulangkali mengatakan kalau dia hanya sedang berhalusinasi, tapi Athala yakin yang dilihatnya itu nyata, bukan sekedar mimpi. Karena mana ada mimpi, tanpa tidur?

"Athala, kamu mau kemana?" Tegur Tansa.

"Mau keluar bentar, Ma. Bosen tau di rumah mulu," sahut Athala.

"Udah nggak takut?" Sindir Tansa.

Athala pun nyengir. "Seperti kata Mama, Athala harus melupakan kejadian itu," katanya sok bijak.

Tansa terkekeh. "Kamu hati-hati bawa mobil, jangan ngebut."

"Siap, Ma!"

Tansa tersenyum.

Athala pun segera berpamitan. Dia sudah tak tahan berada di rumah terus menerus. Kali ini, Athala ingin pergi keĀ Sea World, dia ingin melihat-lihat ikan tanpa harus masuk ke dalam air. Soalnya Athala punya trauma di masa kecil, pernah tenggelam di kolam renang rumahnya. Makanya sampai saat ini dia tak pernah mau yang namanya masuk ke dalam air yang terlalu dalam. Main ke pantai pun, dia hanya akan duduk di pasir sambil menikmati hembusan angin.

Athala berjalan dengan santai menyusuri terowongan kaca yang panjangnya hingga 80 meter tersebut. Menggunakan kameranya, Athala memotret ikan-ikan cantikĀ favorite-nya. Dia lebih suka ikan berukuran kecil, berwarna-warni dan berenang bergerombolan. Nampak begitu akur, tak seperti hidupnya yang selalu kesepian karena belum memiliki teman.

Klik.

Tepat saat membidik satu tangkapan, seorang cowok tiba-tiba lewat. Athala mendesah, padahal view ikan tadi lagi bagus-bagusnya. Dia pun berniat menghapus foto tersebut. Namun begitu melihat wajah dari cowok yang tak sengaja difotonya itu, keningnya berkerut.

"Dia kan?" Athala memperhatikan punggung cowok itu dan kamera berkali-kali. Telunjuk kanannya menunjuk, keningnya tetap berkerut.

"Ah, iya bener!" Dengan langkah ringan, Athala pun mengejar cowok itu untuk menyapanya.

"Eh, hai..." Kata Athala setelah berhasil menghentikan langkah cowok itu.

Cowok yang Athala sapa nampak menatapnya dengan bingung. Mungkin dia lupa, tapi Athala ingat.

Athala selalu ingat pada siapapun yang pernah berbuat baik padanya. "Lupa ya?" Tebak Athala.

"Sorry..." Cowok itu melangkah ke kiri untuk bisa lewat, karena jalannya dihalangi oleh Athala.

Lihat selengkapnya