Setelah tato mereka tidak lagi bengkak dan gatal, tepatnya saat giliran untuk bertemu lagi di rumah ayah mereka.
”Saatnya membuka perban, hasil karya Gede.” Ujar Karra gembira.
”Baiklah, aku buka perbanmu dulu, habis itu kamu buka perban milikku.”
Berdua, saling membuka perban, setelahnya menengok ke cermin untuk melihat punggung mereka masing-masing dan membandingkannya satu sama lain.
”Gede benar-benar perfectionist, hasilnya benar-benar sama persis. Tak ada yang berbeda, bahkan tanda lahirku pun sudah tak kelihatan lagi.”
”Jadi, permainan kita bisa dimulai donk...” Ujar Kattia semangat.
“Kamu yakin mau membuat laki-laki itu tertarik denganmu, dengan cara menyuruhku hiking dengannya?” Tanya Karra.