Bukanlah suatu hal yang mudah untukku menginjakkan kaki di negara orang. Ini adalah hari pertamaku berada di negara ini. Aku ditugaskan untuk bekerja disalah satu cabang perusahaanku yang ada di sini. Aku melihat sekelilingku, banyak sekali orang berlalu lalang di hadapanku, dengan langkah setengah pasti aku berjalan keluar dari Bandara Internasional Incheon.
Aku melihat seseorang laki-laki paruh baya yang memegang papan bertuliskan namaku, aku segera menghampirinya dan menyapanya "Chogiyo, je ireumeun Steffy imnida (Permisi, nama saya adalah Steffy)."
"Oh... Nona Steffy, ya? Saya yang ditugaskan perusahaan untuk menjemput anda. Anda bisa mengikuti saya menuju mobil," ujarnya sembari tersenyum kepadaku.
Aku membalas senyumnya dan berjalan mengikuti langkahnya menuju mobil. Bapak itu membantu membawakan travel bag yang kubawa, setelah mendekati mobil ia segera memasukkan barang bawaanku ke bagasi mobil itu.
"Silahkan Nona naik ke mobil terlebih dahulu," ujarnya sembari mempersilahkanku masuk terlebih dulu ke mobil.
"Kamsahamnida (Terima kasih)," jawabku sembari masuk ke mobil.
Tidak lama menunggu, akhirnya laki-laki paruh baya itu masuk dan menyalakan mesin mobil. Dia segera membawaku menuju tempat tinggal sementaraku yang telah disiapkan oleh pihak perusahaan induk tempatku bekerja di Indonesia.
Sepanjang perjalanan aku hanya menatap tiap sudut dari kota ini. Terlihat sangat berbeda dengan negara asalku. Laki-laki itu berkata kepadaku "Nona berasal darimana?"
"Indonesia," jawabku singkat sambil tersenyum kepadanya.
"Welcome to Seoul," ujarnya sembari membalas senyuman dariku.
Aku menganggukkan kepala dan bertanya kepadanya "Apakah masih jauh perjalanan kita?"
"Tidak, ini kita sudah sampai." Ia menghentikan laju mobilnya.
Aku melihat ke gedung yang ada di sebelah kananku. Tampaknya gedung ini sama dengan rumah susun yang ada di Indonesia, bedanya hanya terlihat jauh lebih rapi dan bersih. Aku membuka pintu dan melangkah menuju lobby gedung itu. Lalu laki-laki itu datang menghampiriku dengan membawa travel bag milikku.
"Mari Nona silahkan ikuti saya," ujarnya sembari menggeret travel bag milikku.
Aku mengikuti langkahnya, terlihat banyak anak tangga di gedung ini. Sepertinya aku harus berolahraga setiap hari selama tinggal di gedung ini. Sudah tiga lantai kunaiki, dan ini adalah lantai yang keempat. Laki-laki itu menghentikan langkah kakinya dan berhenti pada sebuah kamar yang letaknya tidak jauh dari tangga yang baru saja kunaiki. Aku segera berjalan menghampirinya.
"Capek, ya?" tanyanya.
"Aniyo (Tidak)," jawabku dengan sedikit terengah-engah.
"Ini kamar anda. Silahkan beristirahat, besok akan saya jemput pukul tujuh pagi." Ia menyerahkan travel bag itu kepadaku, kemudian membungkukkan tubuhnya kepadaku.