Akhirnya pekerjaanku hari ini selesai, semua rekan-rekan kerja menghampiriku. Aku menoleh ke arah mereka lalu Seo Yeon berkata "Ayo kita berpesta."
"Berpesta? Untuk apa kita berpesta?" tanyaku dengan nada heran.
Lalu Lee Jong-min merangkul pundakku dan berkata "Begini, kita mempunyai kebiasaan untuk acara penyambutan anggota baru."
Aku melirik tangannya yang ada di pundakku, ia menyadari hal itu kemudian ia segera menarik tangannya dan berkata "Maaf, aku tidak bermaksud seperti itu," ujar Jong-min kepadaku.
"Maaf bukannya aku tidak menghargai rencana kalian, namun aku tidak terlalu suka melakukan hal-hal seperti itu. Aku harap kalian bisa mengerti," tandasku kepada mereka.
"Ya tidak apa-apa, kami bisa mengerti alasanmu. Kalau begitu kami pulang duluan ya," ujar Seo Yeon.
Mereka meninggalkan ruangan itu. Aku membereskan meja kerjaku sebelum pulang. Kemudian setelah selesai aku segera meraih tasku dan berjalan keluar dari gedung itu. Cuaca malam ini cukup dingin. Sepertinya mantel cokelat yang kukenakan tak cukup membantuku melawan rasa dingin ini. Kulihat ada sebuah cafe yang tak jauh dari tempatku berdiri. Dengan segera aku memutuskan untuk mampir ke cafe itu.
Aku memesan secangkir kopi Americano dan sepiring cake tiramisu. Tidak lama menunggu akhirnya pesananku selesai, aku segera membawa nampan ini menuju meja kosong yang ada tepat di dekat dinding kaca cafe itu. Di tempat ini aku bisa melihat pemandangan yang luar biasa dari kota ini. Aku menyeruput kopi itu dan menikmatinya, rasa hangat dari kopi ini perlahan menjalar ke seluruh tubuhku. Aku menopang daguku dengan tangan kiriku kemudian menutup kedua mataku. Sungguh nikmat suasana ini.
Aku merasakan kehadiran seseorang di sampingku, lalu aku menoleh secara perlahan dan membuka mataku.
"Omona (Astaga)!" Aku berteriak cukup keras.
Semua mata kini tertuju kepadaku. Dengan segera aku berdiri dan membungkukkan badanku berkali-kali kepada mereka. Aku menarik nafas panjang dan kembali duduk di kursi yang sebelumnya kududuki.
Aku membuang pandangan ke arah depan tanpa menghiraukan dia yang saat ini ada di sampingku. Kini kunikmati lagi kopi itu dan berusaha untuk tetap tenang, kemudian dia berkata kepadaku "Steffy, aku rasa kamu sudah mengetahui siapa aku sebenarnya."
Aku mencoba untuk tidak mendengar ucapannya, namun ia tetap berusaha berbicara kepadaku.