Finding Soo

Dya
Chapter #8

Chapter -08-

"Baiklah akan kukerjakan" Jawab Yeolchan pasrah.

Yeolchan sadar posisinya hanyalah asisten dari asisten. Ah apalah itu namanya.

Yeolchan mengambil setumpuk berkas yang ada di meja kerja Sooyeol.

"Apa aku boleh mengerjakan di sana?" Tanya Yeolchan menunjuk satu set sofa dan mejanya tak jauh dari meja kerja Sooyeol.

"Tentu, memang kau mau mengerjakan di mana lagi? Atau kau mau mengerjakannya di toilet?"

Yeolchan sangat malas mendebat gadis yang ia anggap tengil ini.

Yeolchan meletakkan tumpukan berkas di atas meja, lalu meletakkan map perjanjian kerjanya tak jauh dari tumpukan berkas tersebut.

Yeolchan melepas jas yang ia kenakan dan meletakkan di sofa. Yeolchan juga melepas dasinya, membuka dua kancing kemeja bagian atas, lalu kancing pada ujung kedua lengan bajunya sambil berjalan ke arah Sooyeol.

"A-apa y-yang ak-akan k-kau la-lakukan?" Sooyeol tergagap melihat apa yang Yeolchan lakukan saat berjalan ke arahnya.

"Laptop, kertas, dan pulpen?" Yeolchan menengadahkan tangan kanannya, meminta ketiga benda yang ia sebutkan itu.

"Untuk apa?" Sooyeol benar-benar blank hanya karena aksi Yeolchan yang tak terduga.

"Kau pikir aku akan merangkum itu semua di mana?" Jawab Yeolchan menahan kesal.

"Ini" Sooyeol menyerahkan laptop, kertas dan pulpen seperti yang diminta Yeolchan.

"Lalu kenapa kau melepas kancing bajumu?"

"Aku terlalu risih dengan baju yang ketat. Aku hanya melonggarkannya agar sedikit lebih nyaman, jadi aku bisa berkosentrasi mengerjakannya"

"Oh" Hyesoo membulatkan bibirnya.

"Setidaknya aku menahan diri untuk tidak telanjang di hadapanmu" Yeolchan menyeringai saat mendapatkan reaksi menggemaskan dari Sooyeol, setelah gadis mungil itu berhasil mencerna kalimat Yeolchan. Bola matanya membulat lucu, kelopak matanya berkedip konstan.

"Gadis ini pikirannya terlalu liar" Pikir Yeolchan sambil berjalan kembali ke sofa.

Sooyeol menggelengkan kepalanya cepat untuk mengembalikan kesadaran dan kewarasannya.

Yeolchan pun duduk dan menggulung masing-masing ujung lengan kemejanya sampai batas siku setelah meletakkan laptop di atas meja, sekilas melihat Sooyeol yang sudah sibuk dengan tumpukan berkas lainnya.

Sooyeol sudah mempersiapkan semuanya. Ia tidak bodoh dengan memberikan sembarang berkas penting dan rahasia pada Yeolchan.

Sooyeol tahu betul Yeolchan orang yang sangat cerdas. Meskipun perusahaan Yeolchan bukanlah perusahaan rival.

Sooyeol juga sadar, misi Yeolchan bukanlah semata-mata bekerja seperti pada umumnya pelamar kerja.

Ingat kan Yeolchan pernah mengatakan padanya, kalau dia sedang dalam misi mencari Yoon Hyesoo, dirinya sendiri.

Setelah, tiga puluh menit berlalu. Fokus Sooyeol benar-benar teralihkan pada pria di hadapannya.

Pria pekerja keras, bertanggung jawab dengan apa yang dikerjakan. Bahkan keseriusannya dalam bekerja, justru menambah kesan menawan di mata Sooyeol.

Sooyeol menopang dagu dengan sebelah tangannya sebelah tangan yang lain mengetuk-ngetuk meja dengan pulpen di tangannya.

"Eomma, kau yakin kau menjodohkanku dengan Yeolchan? Dia... sempurna Eomma." Sooyeol tersipu hingga semburat kemerahan menghiasi pipi chubbynya. "Mianhae Eomma, aku harus memastikan Yeolchan orang yang tepat untukku" Senyum Sooyeol sedikit memudar menjadi sendu tak lama ia menyeringai.

"Jangan terlalu mengagumiku. Aku takut kau akan jatuh cinta padaku" Suara husky yang tempo hari terdengar menyebalkan, kini terdengar sangat menentramkan.

"Cuci mukamu sana. Jangan mengharapkanku" Yeolchan masih fokus dengan apa yang sedang ia kerjakan.

"Yya" Teriak Yeolchan yang sekarang menatap Sooyeol, hingga gadis itu terjenggit kaget, tangan yang ia gunakan untuk menopang kepala bulatnya mendadak kehilangan keseimbangan dan

Dukk...

Dahinya sukses membentur meja. Yeolchan sekuat tenaga menahan diri untuk tidak menertawakan Sooyeol.

"Awh" Sooyeol mengusap dahinya.

"Apa kau sedang menertawakanku? Tertawa saja jika itu membuatmu puas" Sungut Sooyeol melihat Yeolchan yang menutup mulutnya.

"Ekhem" Yeolchan berdehem menetralkan tawanya. "Lalu kenapa kau memandangiku terus?"

"A-ku tidak" Sooyeol mengelak meski matanya mengatakan iya.

"Iya, kau terus saja memandangiku"

"Kau tahu dari mana? Padahal kau sejak tadi mengerjakan itu"

"Aku anggap kau mengakuinya"

"Ish" Sooyeol memberengut lalu bergegas meninggalkan ruangan, sementara Yeolchan terkekeh dengan tingkah si nonanya.

Di luar ruangan, Hyesoo menyandarkan tubuhnya di dinding. Tangan kanannya menepuk pelan dadanya. Jantungnya berdetak lebih cepat hingga membuat kedua pipinya memanas.

Lihat selengkapnya