Hyesoo tiba-tiba duduk di kursi tak berpenghuni di meja sejoli yang duduk berhadapan tengah sibuk bercengkrama di kantin kantornya. Si pria dengan manisnya menyuapi wanitanya.
Hyesoo dengan tak peduli merebut garpu berisi gulungan spagheti yang dipegang Eunjae untuk disuapkan ke mulut kekasihnya Seora dan segera memakannya. Sementara Eunjae hanya melongo melihat kelakuan Hyesoo.
"Eonnie, awas ada lalat masuk ke mulutmu" Hyesoo memperingatkan Seora karena mata terpejam dan mulut menganga lebar menanti suapan dari sang kekasih hati.
Seora mengerjapkan mata bulatnya, tidak percaya dengan Hyesoo yang tiba-tiba datang tanpa diundang, saat pulang memaksa minta diantar.
Hyesoo sibuk mengunyah, lalu tanpa sungkan mengambil piring di hadapan Eunjae tak peduli Seora dan Eunjae yang terganggu dengan kedatangan Hyesoo.
"Di mana Ko Yeolchanmu itu? Biasanya kau akan betah berduaan dengannya" Cibir Eunjae.
"Dia mengundurkan diri. Ini kartu akses dan surat pengunduran dirinya." Hyesoo mengambil surat itu dari saku blazernya dan ia letakkan di atas meja.
"Hah? Mengundurkan diri bagaimana? Kau tidak memecatnya, 'kan? Kau tega sekali Soo, bagaimana ia membiayai hidupnya dengan baik jika tidak punya pekerjaan yang layak."
"Oppa tidak perlu drama, sekalipun dia tidak bekerja di sini, dia tidak akan kekurangan apa-apa." Hyesoo memasukkan suapan terakhir pasta hasil rampasannya.
"Benar juga, dia pemilik Loey Fashion Wear" Eunjae mengangguk-angguk setelah ingat siapa sosok Yeolchan.
"Aku ketahuan" Celetuk Hyesoo.
"Ketahuan bagaimana maksudmu?"
"Salah satu model kita mantan kekasih Yeolchan. Dia mengatakan pada Yeolchan bahwa namaku bukan Sooyeol. Dia menuduhku telah membodohi Yeolchan dengan berpura-pura sebagai Sooyeol."
"Siapa? Tidak mungkin Inwoo, 'kan?"
"Oppa, apa kau pikir calon suamiku memiliki perilaku menyimpang? Dia pria normal sepertimu."
"Lalu apa yang dilakukan Yeolchan? Setelah mantan kekasihnya membeberkan identitasmu?"
"Dia kesal padaku." Ujar Hyesoo sedih, bahkan kini spaghetti di hadapannya hanya ia aduk-aduk.
"Itu salahmu. Aku sudah memintamu mengatakan yang sebenarnya pada Yeolchan. Inilah yang aku maksud. Sebelum Yeolchan tahu kebenaran dari orang lain, bukankah lebih baik dia tahu dari mulutmu sendiri"
"Iya, aku tahu aku salah. Oppa tidak perlu menghakimiku seperti ini. Yeolchan sudah memarahiku semalam. Bahkan aku tidak diberi kesempatan untuk menjelaskan" Kemudian Hyesoo tertunduk lesu.
"Ide dari mana kau menipunya? Aku sudah dari awal tidak setuju, tapi kau terus memaksaku" Seora menimpali.
"Iya, itu salahku" Hyesoo mengerucutkan bibirnya.
"O iya, Soo, aku mendapat laporan dari staf di lokasi. Ruby tidak bersikap profesional" Eunjae mengalihkan pembicaraan agar Hyesoo tidak lagi merasa dihakimi.
"Ne, aku tahu itu. Aku sudah di sana saat dia datang tidak lama setelah aku dan Yeolchan tiba."
"Apa saja yang dia lakukan sampai aku menerima laporan seperti itu?"
"Datang tidak tepat waktu, tidak kooperatif dengan tim, tidak menunjukkan rasa hormat pada tim, dan pulang sebelum proses pemotretan selesai."
Hyesoo menghela nafasnya, "Hah, membicarakan keburukan orang lain memang selalu sangat mudah."
"Apa keputusanmu?"
"Ganti saja."
"Tapi tidak semudah itu Soo. Kita bisa terkena penalti"
"Oppa, yang aku maksud ganti brand ambassadornya. Perjanjian kerja sama dengan agensi hanya sebatas model. Kita tetap bisa memakai Ruby. Hanya tampilkan dia dengan porsi kecil. Reputasinya terlalu buruk. Aku baru mencari informasinya sebelum datang ke sini"
"Tapi tidak semudah itu Soo. Peluncuran koleksimu sebentar lagi"