"Kau pernah bertanya apa aku mencintaimu. Ya aku mencintaimu. Jadi apa kau juga mencintaiku? Dengan caramu mengujiku apa kau juga mencintaiku?"
"Dan maukah kau menemaniku selama sisa hidupku?"
"Yeol"
"Hm"
"Apa kau sedang berceramah? Atau sedang berlatih menjadi motivator? Atau trainee sebagai moderator demonstrasi?"
"Heuh?"
"Jika mau melamarku katakan saja intinya apa. Kau tidak tahu udara di sini sangat dingin. Bagaimana jika aku malah mati kedinginan?"
"Orang tua kita tidak ada di sini, mungkin itu kesempatan kita bukan. Atau mereka sengaja melakukan ini semua agar kita tidak seperti pasangan yang sedang dijodohkan." Tambah Hyesoo.
"Lalu maumu apa? Atau aku perlu mengulangnya hanya di bagian akhir?"
"Tidak usah. Aku sudah kedinginan juga kelaparan"
"Lalu?"
"Iya"
Yeolchan mengerutkan dahinya "Iya untuk apa?"
"Tck, iya aku menerima lamaranmu." Hyesoo melipat bibirnya ke dalam mengulum senyum malu-malu, ia pun tertunduk setelah merasakan pipinya memanas.
"Eh, maksudnya bagaimana?"
Pertanyaan Yeolchan baru saja membuat rasa bahagia tiada tara yang Hyesoo rasakan menguap begitu saja.
"Bodoh" Hyesoo mengumpat dalam hati.
Raut wajah Hyesoo berubah drastis dalam satu detik. Kemudian memberengut kesal karena merasa dipermainkan.
Hyesoo melangkah dengan mengentakkan kakinya, menabrak sisi kiri tubuh Yeolchan agar Yeolchan tidak menghalangi jalannya.
Grep
Yang Hyesoo rasakan punggungnya menghantam sesuatu, pergelangan tangannya tergenggam sesuatu yang... Dingin?
Yeolchan memeluk Hyesoo dari belakang, satu tangannya menggenggam tangan Hyesoo, tangan yang lain melingkar di leher Hyesoo tanpa mencekiknya.
Yeolchan menumpukan dagunya di bahu Hyesoo.
Hyesoo hanya bisa mematung, jantungnya berdegup cepat, membuat pipinya kembali bersemu merah.
"Mau ke mana?" Bisik Yeolchan
"P-pulang, a-aku lapar." Hyesoo berujar lirih dan tergagap.
"Bukankah lamaran tidak lengkap tanpa makan malam romantis? Ini tempat romantis, Hyesoo, suasana romantis, tak bisakah kita menciptakan moment yang romantis juga?"
"M-maksudmu?"
Yeolchan membalik tubuh Hyesoo agar Hyesoo menghadap ke arahnya.
"Terima kasih kau mau menerimaku. Aku sangat mencintaimu, Hyesoo" Yeolchan mendekat, mengikis jarak antara dirinya dan Hyesoo.
"Kita belum menikah, tidak usah macam-macam" Tukas Hyesoo, tangannya membekap mulut Yeolchan saat Yeolchan memejamkan matanya.
Hyesoo mendorong tubuh Yeolchan agar menjauh darinya, namun kekuatannya tidak cukup kuat untuk melepaskan diri dari pria itu.
"Memang apa yang kau pikirkan? Apa lapar membuatmu berpikir kotor?" Yeolchan menyentil dahi Hyesoo.