"Aku sudah berjanji, bukan?"
Icha belum bergerak dari tempatnya dan masih memperhatikan Bisma yang makin mengecil dari pandangan. Ia merapatkan bibir lalu sedikit mendongakkan kepala, menatap atap gedung sekolah. Kemudian melirik ke sisi bawah kanan. Ia pun menyingkapkan rambut ke belakang telinga.
***
"Icha kok belum dateng ya?" tanya Wildan pada dirinya sendiri. Ia berulang kali melihat ke arah pintu dan bangku kosong yang ada di depannya, bangku Icha. Ada hal yang ingin ia lakukan, yang ingin disampaikan. Ia tak mau membuang waktu lagi. Apakah terlalu bersemangat?
"Apa gue nunggu di depan aja," lirih Wildan, sudah tak sabar. Akhirnya, ia bangun dan berjalan keluar kelas, menuruti pikirannya. Di depan, ia menepi di pinggiran koridor dan menengok kanan-kiri. Berharap.
"Damar," sebut Wildan saat sorot mata menangkap seorang pemuda yang berlari terbirit-birit ke arahnya.
"Woi! Woi! Woi!"
"Lo kenapa?" tanya Wildan saat Damar sudah berada di sampingnya, merasa heran.
"Gawat!" Damar buru-buru mengambil ponsel dari saku lalu memberikannya kepada Wildan, menunjukkan sesuatu.
"Eh?" Seketika Wildan membulatkan mata. Ia pun menoleh ke Damar, memastikan.
"Lagi rame di semua grup media sosial sekolah kita," sahut Damar, menjelaskan. "Emangnya lo gak liat?" tanyanya.
"Semua notifikasi gue matiin," jawab Wildan masih belum percaya dengan apa yang ia lihat. Tidak. Ia berusaha untuk bertahan.
"Icha," sebut Damar ketika sorot matanya menangkap Icha dan Bisma yang baru saja tiba. Hal itu juga, membuat Wildan mengalihkan pandangan.
"Kalian kenapa? Kok tegang gitu mukanya." Icha memperhatikan Wildan dan Damar yang mematung di dekat pintu kelas. Ia mengembungkan pipinya, sekejap. Tak mengerti. Begitu pula dengan Bisma yang di dekatnya.
"Cha," panggil Wildan mendekati Icha. Kemudian, ia menyodorkan ponsel milik Damar ke hadapan Icha. Ya, ingin Icha melihatnya.
"Hei, hei. Kalian semua. Ada sesuatu yang bikin gue ketawa. Ada-ada aja orang jaman sekarang. Nih, gue ceritain. Ada satu cewek pura-pura jatoh dari tangga dan ngaku kalo dia ada yang dia dorong dari belakang. Padahal gue liat sendiri, kalo dia sengaja jatohin dirinya sendiri. Gila, kan? Kalian pasti taulah, sama anak baru itu. Hahahaha."
"Tiara," sebut Bisma, lirih.