FIRASAT

Rara
Chapter #22

Lily Oranye

"Pelaku sebenarnya adalah..."

***

"Damar," sebut Icha seraya memperhatikan tiap tepi atap gedung yang dihiasi beberapa pot tanaman pucuk merah dan lidah mertua.

"Yah, enggak juga." Damar tersenyum setengah.

"Oh? Begitu ya?" Icha dengan suara yang lebih dewasa dibandingkan biasanya. "Tangan lo kenapa di belakang?" Icha menunjuk tangan kanan Damar yang bersembunyi.

"Oh. Ini." Damar memperlihatkan tangan kanannya yang sedang membawa setangkai bunga bakung dengan kelopak yang berwarna oranye ke depan. Secara bergantian, ia melirik bunganya dan Icha.

"Bunga yang indah," pukau Icha tersenyum.

"Bener." Damar bergerak maju satu langkah. "Bunga Lily ini indah. Tapi ..." Damar menggantungkan ucapan saat tangan kirinya bergerak, mengusap lembut kelopak bunga. "Dibalik keindahannya, Lily jingga ini memiliki arti. Apa lo tau artinya?"

"Apa artinya?" Icha masih tak bergerak dari tempat.

"Artinya, kebohongan, kepalsuan dan kebencian." Damar menarik tangan kirinya. "Seperti kita berdua," lanjutnya lalu tersenyum. "Ya, kan?" Ia memastikan sesuatu.

Icha tersenyum lebar lalu merapatkan bibir. "Iya juga ya?" Ia pun tertawa kecil. "Jadi, siapa aku sebenarnya?"

"Yah ..." Damar memijat-mijat leher depan dengan tangan kiri. "Karena lo pendatang baru di kota ini, gue lumayan susah buat cari info. Tapi yang jelas, lo datang ke sekolah ini punya tujuan tertentu."

"Huh!" Icha menghembuskan napas dengan lega dan melirik ke sisi kanan. "Syukurlah." Icha bergeser ke samping kanan dan berhenti setelah tiga langkah. "Tapi ..." Icha melihat ke bawah kaki lalu mengoper pandangan ke arah Damar. "Gue tau siapa lo sebenarnya." Seringai kecil menghias di sudut bibirnya.

Lihat selengkapnya