FIREWORK IN THE LAST NIGHT

Meria Agustiana
Chapter #2

CEO PERUSAHAAN

Jakarta, adalah sebuah kota besar sekaligus ibu kota yang selalu jadi pusat keramain. Setiap pagi seperti biasa selalu ramai akan kemacetan dan suara bising. Hari ini medung dan cuaca dingin, momen yang pas untuk menikmati secangkir kopi dan sepotong roti.  



Bakery and Coffee adalah sebuah toko roti yang menjual berbagai macam kue yang cocok untuk sarapan pagi. Di toko ini juga dapat menikmati secangkir kopi berbagai rasa dengan suguhn pemandangan kota Jakarta yang sibuk dan macet. Tidak hanya kopi, toko kue ini juga menjual coklat hangat favorite anak muda.

Seorang pria yang berjalan membawa ponsel dan kunci mobil ditangan kirinya. Pria tersebut mengenakan kemeja putih lengan panjang, celana kain hitam dan sangat rapi hingga menunjukkan garis panjang dari pinggang sampai ujung kaki. Pria itu sangat tampan, bertubuh tinggi dan atletis, ramput hitam tertata rapi menunjukkan pria berkelas. Pria itu tampak masuk kedalam toko  memesan sepotong roti dan secangkir kopi hitam panas. Dia adalah Roland, Pria berusia 45 tahun yang bekerja sebagai CEO sebuah perusahaan di Jakarta. Perusahan yang dia pegang adalah perusahaan yang dia bangun sendiri dari jerih payanhya meski orang tuanya sangat kaya raya.Orang tua Roland tinggal di New York dan mengelola perusahaan yang ada disana. Sedangkan Roland tetap tinggal di Jakarta untuk mengurus bisnis bisnisnya disini.

 

Roland duduk disamping kaca dengan membawa pesanan disebuah nampan dan menikmati makanannya dalam suasana pagi kota Jakarta yang sedang mendung. Roland memandang keluar jendela dengan tatapan kosong soelah memikirkan sesuatu tetapi tidak ada hal yang dipikirkan dalam otaknya. Rintik hujan semakin deras. Kaca besar disebelah Roland mulai berembun dan tampak titik air hujan menempel pada jendela kaca bagian luar. Udara semakin dingin, suara bising klakson yang tak asing ditelinga penduduk Jakarta semakin nyaring berbunyi karena kemacetan yang semakin mengular disaat jam berangkat kantor.

 

Tak lama kemudian, turunlah ritik hujan deras yang membubarkan lamunan Roland. Tanpa dia sadari, waktu sudah menunjukan pukul 08:00 WIB dan dia harus segera pergi kekantor. Roland adalah orang yang sangat disiplin terhadap waktu. Meskipun perusahaan properti yang saat ini dia jalankan adalah miliknya, namun dia selalu datang tepat waktu untuk memberikan contoh kepada karyawannya. Roland juga sangat ramah dan berwibawa di kantor, tak heran jika banyak karyawan yang menaruh hormat kepada sosok pemimpinnya tersebut.

 

Roland mulai bergegas membereskan tas dan ponselnya yang terletak di atas meja kayu bewarna putih didalam toko. Ketika sedang bergeges tiba-tiba Roland mengurungkan niatnya untuk pergi dan memandang kesuatu arah dengan tatapan kosong seolah waktu berhenti seketika. Tatapan Roland tertuju kepada seorang gadis muda yang cantik dengan kesederhanaanya sedang berbincang dengan pemilik toko yang tampak akrab dengannya. Gadis berbadan kurus tinggi, rambut hitam lurus panjang, mengenakan dres pink dengan panjang bawah lutut. Tak lupa jepitan kecil berbentuk pita bewarna pink senada dengan baju membuat gadis itu tampak angun. Kemudian gadis tersebut pergi dengan membawa sekotak roti didalam kantong plastik dan berjalan mengunakan payung menyusuri jalan kota Jakarta yang saat itu sedang hujan deras.

 

Seakan terbangun dari tidur, Roland tersadar dan begegas keluar untuk mengikuti gadis tersebut. Namun gadis tersebut sudah mengilang. Dengan wajah tampak gelisah dan sedikit penyesalan, Roland masuk kedalam mobil dan pergi menuju kantor sebelum dia menjadi basah kuyup karena berdiri ditengah hujan deras tanpa mengenakan payung.

Lihat selengkapnya