Setelah jalan-jalan bersama beni. Kita berdua kembali ke villa. Setelah sampai di villa, aku diomelin sama Vina.
"Dari mana saja kamu Vi. Dari tadi di cariin. Aku kira kamu ilang nggk taunya sama beni. Kamu juga Ben, ngajak Silvi nggk bilang-bilang. Tau begitu aku ikut tadi," kata vina dengan ekspresi ngambek.
"Maaf vin, kamu tadi masih tidur. Lagian jalan-jalannya tadi tidak di rencanakan," kataku menjelaskan dengan ekspresi serius.
"Iya tidak apa-apa serius sekali. Lagian aku tadi juga sudah jalan-jalan sama bara," kata Vina sambil tersenyum.
"Aku kok nggk ketemu sama kamu vin. Kalau kamu juga jalan-jalan," kataku dengan ekspresi penasaran.
"Kamu kejauhan jalannya makanya nggk ketemu sama aku," kata Vina sambil tersenyum penuh arti.
"Kenapa senyum-senyum vin?" tanyaku dengan ekspresi penuh tanya.
"Nggk apa-apa Vi. Cuma lagi senang saja bisa liburan," kata vina sambil tersenyum.
Setelah selesai makan pagi bersama. Kita semua siap-siap mau pulang. Karena ternyata nanti malam adiknya beni ada kerja kelompok dadakan sangat penting. Padahal rencananya kita pulang agak sore.
Setelah menempuh perjalanan yang lumayan cukup jauh. Tibalah kita di rumahnya beni. Kita semua istirahat sebentar sebelum pulang ke rumah masing-masing. Di rumahnya beni, aku diajak bicara sama ibunya beni.
"Nak Silvi ibu nitip beni ya," Kata ibunya beni dengan ekspresi serius.
"Maaf Bu, maksudnya nitip?" tanyaku dengan ekspresi penuh tanya.
"Saya sudah tau nak, kalau beni suka sama kamu dari pertama bertemu. Makanya saya pesan ke nak Silvi kalau nak Silvi juga suka sama anak ibu. Ibu nitip beni karena beni belum pernah pacaran. Buat beni dulu sekolah nomor satu. Waktu ibu tau beni suka sama nak Silvi. Ibu meminta suruh kenalin. Tapi beni tidak mau. Tapi sekarang ibu sudah tau kamu nak. Semoga kalian berdua bisa rukun dan saling menyayangi. Nak Silvi sudah ibu anggap anak sendiri. Kalau beni ada apa-apa kasih tau ibu," kata ibunya beni dengan ekspresi bahagia.
"Terima kasih tante. Saya akan menjaga beni," kataku dengan tersenyum.