Aku dan damar sampai di rumah sakit. Hati dan pikiran ku tidak karuan. Hatiku berdebar, pikiranku mencari bahan pembicaraan. Dalam hati aku berkata, apa yang akan aku bicarakan nanti bila bertemu dengan vino.
Hatiku semakin berdebar karena aku sudah ada di depan pintu di depan kamar vino. Damar membuka pintu. Kemudian kita berdua masuk. Pandangan mataku dengan vino saling beradu pandang. Kita berdua sama-sama terkejut dan bingung harus mulai dari mana memulai pembicaraan.
Damar memulai obrolan. "Mas ini aku sudah bawakan mbk Silvi buat bertemu sama mas. Semoga mas lebih bersemangat lagi menjalani hidup. Damar ke luar dulu. Silahkan kalian berdua ngobrol." Kemudian Damar keluar dari kamar. Hanya ada aku dan vino. Kita berdua bingung harus mulai dari mana.
Aku memulai pembicaraan. "Apa kabar vino?"
"Kamu tau sendiri kabarku sekarang Vi. Aku sedang di rumah sakit. Tapi aku sudah baikan kok, mungkin besok sudah boleh pulang. Hanya sakit biasa kecapean," kata vino dengan ekspresi biasa.
"Aku ke sini atas permintaan dari damar. Katanya kamu ingin bertemu dengan aku," kataku dengan ekspresi penuh tanya kenapa vino sampai menyembunyikan penyakitnya ke aku.
"Iya aku ingin bertemu sama kamu ingin menuntaskan kisah kita dahulu yang belum selesai," jawab vino.
Aku mencoba untuk tidak mengetahui kondisi penyakitnya sekarang. "Kenapa kamu tidak datang saat kamu sendiri yang membuat janji ketemu sama aku di halte?" tanyaku