Hari ini sangat cerah tapi tidak secerah hatiku. Aku menyalahkan diriku sendiri atas apa yang terjadi. Apa aku tidak pantas bahagia tuhan. Aku kira vino sudah bahagia dengan kehidupannya sekarang tapi nyatanya tidak. Bodohku kenapa aku tidak mencoba mencari vino. Untuk menyelesaikan masalah kita. Supaya aku bisa tenang menjalani hidup ku.
Aku dan vino sepakat berteman. Vino hanya berharap bisa melihat aku di sisa waktunya tidak berharap banyak. Vino minta dikenalkan kepada beni. Dia ingin tahu laki-laki seperti apa yang bisa meluluhkan hati ku. Aku menyanggupinya.
Aku sudah menghubungi beni dan beni mengiyakan bertemu dengan vino. Hari ini kita berdua ke rumah sakit mengunjungi vino mumpung hari libur. Di perjalanan menuju kamar rumah sakit.
"Kamu tidak apa-apa Ben bertemu dengan vino?" tanyaku.
"Tidak apa-apa sayang. Aku dulu juga ingin tahu vino itu orangnya seperti apa," jawab beni.
"Yakin tidak apa-apa. Kalau dia tanya yang membuat kamu tidak nyaman tidak usah di jawab," kataku dengan ekspresi serius.
"Iya sayang," kata beni dengan ekspresi tersenyum.
Kita berdua sampai di depan kamar vino. Kita mengetuk pintu dulu setelah itu masuk. Aku memulai pembicaraan dengan vino.
"Bagaimana keadaan kamu sekarang vin. Apa lebih baik?" tanyaku.
"Iya Alhamdulillah Vi. Sudah agak mendingan," jawab vino dengan ekspresi tersenyum.
"Ini namanya beni, vino," kataku memperkenalkan.
"Salam kenal Ben, namaku vino. Aku teman lamanya Silvi," kata vino sambil tersenyum.