“Apa maskudmu?” tanya Anita heran.
“Program prajurit super-mu itu sudah lama dihentikan.”
“Tapi bukan berarti teknologinya berhenti, `kan? Ada orang lain yang melanjutkan. Pihak swasta, aku tahu itu.”
“Memang benar. Dan mereka berjalan terus tanpa pantauanmu sampai pada titik apa yang ada pada Maya menjadi obsolete, kadaluarsa. Mereka tidak peduli lagi pada teknologimu.”
“Mereka terancam oleh Maya,” ucapku tanpa sepenuhnya aku sadari.
Kapten Nemo berpaling. Berpaling sedemikian rupa hingga dia melepas kedua tangannya dari kemudi dan tidak lagi memperhatikan jalan. Sempat aku terperangah, tapi segera menguasai diri. Lalu berpaling kepada Maya, sekedar cari tahu apa dia juga menyadari apa yang aku sadari, kalau mobil ini bisa berjalan sendiri tanpa dikemudi. Tapi, segera perhatianku teralihkan oleh Kapten Nemo yang melakukan sesuatu yang membuat kenyataan mobil ini bisa berjalan sendiri menjadi tidak lagi relevan.
“Observe!” ucapnya seraya menyentuh panel sentuh di dashboard dan mendadak kaca kanopi depan mobil menjadi semacam layar yang tak lagi menampilkan pemandangan depan mobil.
Layar itu menampilkan video yang aku yakin diambil dari kamera drone. Video itu menampilkan pemandangan atas perkebunan teh. Dan sepertinya aku mengenal pemandangan itu. Video itu terfokus pada sebuah mobil yang sedang berhenti di seruas jalan di lereng bukit. Lalu mobil itu bergerak, dan kamera drone mengikuti laju mobil itu. Mobil itu makin cepat. Semakin cepat tanpa ada tanda-tanda melambat meski tampak ruas jalan itu menghadapi persimpangan. Lalu mobil itu menghantam sebuah mobil kecil warna putih yang melintas.
Aku terpekur. Aku berpaling kepada Maya. Maya pun menatapku; sama kagetnya, tapi dia lebih cepat menguasai diri karena kulihat tatapannya menajam dan rahangnya mengeras. Apa yang kami lihat barusan memberinya sudut pandang baru untuk melihat situasinya. Kecelakaan yang ia alami bersama keluarganya bukanlah kecelakaan sama sekali. Kecelakaan yang disengaja. Mereka dibunuh. Tapi, benarkah Maya yang menjadi sasarannya?
“Dari mana kamu mendapatkan ini?” tanya Anita.
“Kami meng-intercept sinyalnya,” jawab Kapten Nemo. “Kami juga menangkap sinyal ini.”
Lalu layar berubah tampilan; sebuah video lain yang juga dari kamera sebuah drone yang memperlihatkan atap sebuah rumah dan seseorang yang merayap diatasnya; seseorang yang menyerupai sosok ninja. Kemudian sosok ninja itu melompat dan menabrak jendela. Dari jendela yang telah rusak itu tampak pertarungan Maya dan sosok ninja itu, dan juga sempat menampilkan aku yang ketakutan di dekat pintu kamar. Lalu, video itu mendadak berhenti.
“Sinyalnya hanya sampai itu,” kata Kapten Nemo.
“Ya, karena aku menembak drone itu,” timpal Anita. “Sebelum menembak orang itu.” Anita berpaling sebentar ke Maya.
“Kedua video ini memiliki signature sinyal yang sama,” jelas Kapten Nemo.
“Berarti dari sumber yang sama,” gumam Maya.