Flight of Birds

DMRamdhan
Chapter #15

Perpisahan

Ya, aku mengerti ….

Mau dilihat dari sudut pandang manapun, aku bisa mengerti kalau kami mesti berpisah. Aku akan menjadi beban. Aku akan menghambat langkah mereka. Aku bukan siapa-siapa ....

Tapi harus aku akui, ada bagian dari diriku yang tidak mau berpisah dengannya. Sebut saja keegoisanku. Keegoisan yang berpikir ketika aku bersama Maya aku merasa dibutuhkan, merasa ada hubungan, merasa … istimewa ….

Perasaan itu tercerabut seketika Maya memutuskan aku mesti memisahkan diri, dan aku tidak bisa menyangkalnya.

“Dia akan baik-baik saja,” kata Kapten Nemo sambil mengemudi.

Sementara aku duduk di sampingnya, menatap jendela samping, meski dengan alasan supaya raut wajahku tidak terlalu tampak oleh pria Arab itu.

Ketika Maya berbalik dan menjauh, ia dekati Kapten Nemo dan Anita. Tentunya dia memberi tahu mereka kalau aku tidak akan ikut. Lalu Kapten Nemo mendekatiku dan menawarkan diri untuk mengantarku kembali …. Kembali ke sisi naïf peradaban ….

Sempat aku melihat Maya melambaikan tangan sebelum ia masuk ke dalam kapal selam itu bersama Anita, dikawal oleh empat orang bersenjata. Aku hanya mengangkat tanganku, membalas lambaian tangannya. Lalu aku lihat pintu kapal selam itu menutup seperti monster raksasa menelan mereka. Tak lama kemudian ia bergerak, terangkat dari tepi tebing dan bergerak mundur, yang kemudian meluncur masuk ke dalam samudera.

Lalu, di sinilah aku, bersama Kapten Nemo sebelum ia putuskan tempat terbaik untuk menurunkan aku.

“Jujur, aku sebenarnya lebih memilih kamu ikut,” lanjut Kapten Nemo.

“Tidak, terima kasih,” gumamku tanpa berpaling dari jendela.

“Tidak, tidak, aku lebih berpikir praktis. Aku tidak berniat mengubah keputusanmu—atau lebih tepatnya mungkin keputusan Maya. Tapi, siapapun yang mengancam Maya, sekarang mereka tahu kalau kamu menemani Maya. Kamu juga ada dalam ancaman, mau Maya suka atau tidak.”

Aku tertegun dan berpaling menatap pria Arab itu. Dia masih menatap jalan, mengemudi.

“Tapi,” dia melanjutkan, “Jika aku jadi mereka, tentunya aku hanya akan mengawasimu, dan melihat apa Maya muncul atau tidak. Mereka tidak akan melakukan hal yang gegabah. Kamu tidak terlalu dalam bahaya sebenarnya, tapi tetap saja ancaman itu ada. Jika saja ada skenario kamu diculik atau semacamnya, untuk mendapatkan Maya, apa yang akan kamu lakukan?”

“Ma-maksudnya?”

“Yah, seandainya kamu diculik, terus disiksa untuk mendapatkan informasi lokasi Maya, apa yang akan kamu lakukan?”

Aku terdiam sejenak sebelum menjawaab, “Tentu saja aku akan jujur. Aku akan bilang, Maya dibawa Kapten Nemo dan hilang ke kedalaman samudera bersama Nautilus.”

Kapten Nemo tersenyum. Dia tersenyum seolah tahu maksudku menjawab seperti itu karena jawaban itu terlalu mengada-ada dan sulit dipercaya. Dan mungkin itu sedikit-banyak memberi tahu aku kalau itulah sebenarnya rencananya. Dia berperan sebagai tokoh fiksi supaya terlindungi. Ya, pasti seperti itu ….

“Kamu anak yang pintar, kamu tahu itu?” katanya tanpa menghapus senyumnya. “Jadi, apa rencanamu?”

Lihat selengkapnya