Flight of Birds

DMRamdhan
Chapter #20

Infiltrasi

Dalam gelap aku berpikir.

Aku masih bisa berpikir. Setidaknya itu yang belum mereka ambil alih. Aku masih berpikir, maka aku masih hidup! Karena aku masih bisa berpikir, maka ada kesempatan aku bisa melepaskan diri dari pengaruh mereka! Pikiranku adalah senjataku!

Oh, Allah, tolong hamba!

Dalam gelap itu tiba-tiba aku rasakan kehadiran seseorang.

Aku diam.

Lalu, aku rasakan gelap itu menerang, tapi tidak terlalu terang. Hanya redup. Kulihat seseorang mendekat. Bukan sosok Ayah, tapi sosok perempuan.

“I-ibu?”

“Bukan, Ian.” Sosok itu tidak terlalu jelas, tapi suaranya terdengar familiar. Aku mengenal suara itu.

“Maya?” Sosok itu tampak samar. Aku tidak bisa memastikannya.

“Aku tidak punya banyak waktu, Ian. Kamu harus bisa mengatasi pengaruh mereka. Kamu bisa! Aku yakin kamu bisa!”

Sosok itu sepertinya berusaha mendekat. Berusaha meraihku. Tapi, entah kenapa sosok itu malah terasa menjauh, dan ruangan makin meredup hingga kembali gelap. Kehadirannya pun hilang.

. Oh, Allah, tolong hamba! Engkau Maha Kuasa, Maha Pengendali! Hamba dalam kondisi seperti ini karena Engkau mengijinkannya, karenanya Engkau pasti beri hamba potensi untuk mengatasinya! Aku yakin itu! Aku yakin sekali! Walaupun harus berujung kematian sekalipun!

Tiba-tiba putih terang menjelma dan menampakkan sosok Ayah.

“Seseorang telah di sini!” ucapnya tiba-tiba.

Aku diam.

“Babel?” gumamnya. Tampak dia tertegun agak lama, tapi kemudian dia berpaling menatapku dan tersenyum. Seolah baru sadar kalau aku ada.

“Ah, Ian, aku mau tanya? Kamu tahu kenapa Maya mesti dilenyapkan?”

Aku diam. Aku tidak perlu berkata apa-apa karena dia punya ego yang menggelembung yang membuatnya ‘gatal’ untuk menjawabnya sendiri.

“Karena Maya punya sinyal yang persis seperti Babel.”

Aku tertegun.

Dia tersenyum makin lebar hampir mendekati tawa senang.

“Aku tahu kamu bukan anak sembarangan!” pekiknya senang.

Mendadak kembali gelap.

 

Oh, Allah hamba mohon, tolong hamba, karena hamba yakin, Engkau Maha Penolong …. Engkau memiliki metode yang tiada manusia sangka-sangka ….

Tiada saat aku lewatkan tanpa berdoa. Karena aku yakin, selama aku bisa berdoa, berarti aku masih punya bagian kesadaran yang bisa aku kendalikan, dan itu artinya aku punya kesempatan untuk kembali mengambil alih seluruh jiwa ragaku—entiti utuh diriku! Entah kapan dan bagaimana. Aku hanya bisa bersabar.

Lihat selengkapnya