Flight of Birds

DMRamdhan
Chapter #31

Sudut Pandang Baru

Untuk memahami sudut pandangku ini sepertinya aku perlu sedikit bercerita tentang sejarah Islam. Sejarah yang melibatkan sosok kejam bernama Abrahah.

Dia adalah seorang jenderal dari kekaisaran Aksum yang letaknya di sekitar Etiopia sekarang. Dia dikirim menyeberangi Laut Merah untuk menaklukan kerajaan Himyar yang letaknya di selatan jazirah Arab, sekitar wilayah Yaman sekarang. Setelah berhasil menaklukan kerajaan itu, Abrahah menjadi gubernur, namun kemudian memproklamasikan diri sebagai raja wilayah tersebut. Raja yang memiliki ambisi untuk menjadikan negerinya pusat perhatian seluruh dunia. Untuk ambisi itu, maka ia bangun sebuah monumen megah. Monumen yang juga memiliki unsur keagamaan yang ia harapkan menjadi pusat umat berjiarah. Semakin banyak yang berjiarah ke negerinya, semakin besar pengaruh sang raja, baik secara politik maupun ekonomi. Hanya saja harapannya meleset karena di dekat negerinya ada sebuah situs jiarah yang sudah diakui oleh bangsa sekitarnya. Situs yang dibangun oleh Nabiullah Ibrahim. Situs yang tidak pernah sepi, yang membuat para pedagang dari negeri yang jauh dari utara tidak pernah sampai ke negeri Yaman. Situs itu bernama Ka’bah. 

Tentu saja situs itu mengganggu agenda sang raja. Tentu saja situs itu menjadi duri dalam daging sang raja, yang menumbuhkan niat untuk menghancurkannya. Tentu saja sang raja tahu situs itu tidak dilindungi oleh kekuatan militer selain suku-suku yang terpecah dan tersebar di jazirah Arab; tidak seperti dirinya. Tapi untuk menjaga citra dan pengaruhnya, tentu saja sang raja tidak bisa sewenang-wenang menyerang dan menghancurkan situs itu. Dia akan kehilangan pengaruh kalau menyerang tanpa alasan. Sampai suatu hari, ada seorang suku Arab yang mengencingi monumen agungnya—meski kebenaran tindak provokasi ini masih diragukan, tapi apapun itu, Abrahah memerlukan bahan propaganda untuk membenarkan penyerangan dia terhadap Ka’bah.

Apapun alasannya, Abrahah melancarkan serangan menuju Mekah bersama pasukan gajahnya. Tentu saja suku Quraisy yang menjaga Ka’bah, yang menyadari betapa kecil kekuatan militernya di banding raja Abrahah, maka mereka mengupayakan jalan damai. Seorang pemimpin suku Quraisy bernama Abdul Muthalib bahkan datang menawarkan kompensasi, tapi tentu saja sia-sia dimata seseorang yang telah dibutakan oleh agendanya.

Lalu, dari cakrawala di belakang pasukan Abrahah, langit menghitam dan mendekat, memperlihatkan gerombolan burung-burung yang masing-masing membawa batu kerikil. Lalu, burung-burung itu menghujani mereka dengan kerikil yang konon berasal dari neraka. Mereka hancur seperti daun dimakan ulat.

Itu yang aku ketahui dari latar belakang surat Al Fil. Entah bagian mana yang hanya sekedar dongeng, tapi jelas yang tertera dalam Quran adalah benar. Pada kenyataannya, di jaman manapun ada orang yang merasa berhak untuk menghancurkan orang lain. Entah delusi apa yang membuat mereka merasa seperti itu, tapi dalam surat Al Fil ini, Allah meminta kita memperhatikan bagaimana jadinya orang-orang seperti itu, dan bersikap waspada jangan-jangan kitalah yang bersikap seperti itu. Setidaknya itu yang dinasihatkan ayahku.

Aku sendiri tidak tahu apa-apa. Aku hanya remaja dungu yang ingin memulai hidup baru setelah ditinggal mati ayahnya, tapi malah berada di ambang perang yang pada dasarnya aku tidak mengerti. Apa yang sebenarnya terjadi? Kamu bisa setuju kalau aku berpikir terlalu liar, bukan? Meski … meski tidak bisa aku pungkiri ancaman itu ada.

Apa Tom Horowitz berniat menghancurkan Ka’bah?

Bagaimanapun, niat Tom adalah memulai perang besar. Selain Pairs Air show itu sebagai titik tolak, hancurnya Ka’bah merupakan salah satu kemungkinan yang ada dalam daftar agendanya. Hancurnya Ka’bah bisa memicu Dunia Muslim bereaksi pada tingkat yang paling ekstrim. Atau … atau dia lakukan secara simultan? Paris Air show terlebih dahulu, baru Ka’bah? Mengadu domba Dunia Barat dengan Dunia Muslim? Itu mungkin bukan modus baru, tapi dengan kadar korban yang tidak biasa, secara politis, para pemimpin tidak bisa berlarut-larut mengabaikannya. Rakyat pasti menuntut darah! Ya, ada kemungkinan Ka’bah dijadikan Tom sebagai sasaran.

Lalu, apakah Allah akan mengirim gerombolan burung untuk menghancurkannya? Terus terang aku tidak bisa mengatakan setuju, karena ada persamaan yang hilang—maksudku, Tom tidak sama dengan Abrahah. Sekeji apapun Tom, pada dasarnya dia hanya seorang anak manusia yang sedang terluka; kecewa terhadap umat manusia dan ingin manusia bisa lebih baik lagi. Kamu bisa mengerti maksudku? Meski memang cara dia sangatlah salah. Sederhananya, dia seperti anak kecil yang sedang tantrum. Anak kecil yang jenius kalau aku boleh tambahkan.

Tapi tetap saja, dia harus dihentikan.

Lihat selengkapnya