TAP.. TAP.. TAP..
Suara dentuman flatshoes milik Tania berbenturan dengan licinnya lantai bandara. Kaki jenjangnya melangkah dengan tergesa-gesa. Kedua tangannya pun tak tinggal diam, tangan kanannya menarik koper berukuran sedang dan tangan kirinya membawa ponselnya untuk menelepon teman- temannya yang telah memasuki pesawat terbang terlebih dahulu. Apalagi kedua lengan Tania yang membawa tas ransel berukuran kecilnya, menambah sempurna dengan kacamata berwarna kecoklatan bertengger diatas kepalanya seperti menandakan bahwa ia akan berlibur menaiki pesawat. Ya, Tania akan berlibur dengan teman – temannya.
Harusnya tadi malem aku nggak tidur jam 1 nihh. Mana masih jauh lagi, mana waktu udah mepet, blom makan lagi, huhh..Tania mengadu dalam hati. Bagaimana tidak, pagi tadi Tania bangun pukul 6 pagi sedangkan waktu boarding pesawatnya pun jam 07.30 WIB. Lalu bagaimana mungkin waktu satu setengah jam untuk Tania berberes diri dan pergi ke bandara tepat waktu. Bermodal mandi secepat kilat, dan berdandan didalam mobil ternyata cukup ampuh untuk mengcover semua itu.
Saat Tania sibuk mengomel, nampaklah sesosok pria yang berjalan dari arah lawan. Dengan seragam putih kebanggaannya pria ini tak kalah tergesanya dengan Tania. Tangan kirinya menarik koper dan tangan kanannya membenarkan dasi yang Aldi kenakan ketika berada dalam perjalanan.
“Hustt.. hustt maaf – maaf, “ Aldi berjalan tetapi karena keadaan bandara yang ramai maka beberapa kali koper Aldi bertabrakan dengan koper penumpang lainnya.
“Hei.. Kalau jalan lihat – lihat dong!” Aldi hanya tersenyum canggung akibat perbuatannya.