Setelah lamanya perjalanan udara dan perjalanan darat, serta pelesiran kecil Tania dan keempat sahabatnya pun sampai di salah satu hotel disekitaran Pantai Kuta. Mita merentangkan tangannya keatas, ia mengeliat sambil menguap . “Huahh..” menggoyangkan pinggangnya kekanan dan ke kiri. Sementara teman – temannya sedang sibuk menurunkan koper – koper mereka dari mobil.
“Emm.. malah ngantuk ya! Sono tuh koper lu tarik gih!” Rio menyenggol kaki Mita yang sedang asyik menikmati suasana di pulau yang mendapat julukan Pulau Seribu Pura.
“Aww,,” Mita memegang kakinya yang terlindas koper milik Rio “Rio.. sakit tahu!” ia menghentakkan kakinya kemudian berjalan menuju ke arah mobil Silver yang mereka sewa selama berlibur. Sementara teman-temannya yang melihat kejadian pertengkaran kecil itu pun tertawa pelan.
Tania dan Rosa berjalan kearah meja resepsionis, disana ia check in untuk hotel yang telah ia reservasi melalui aplikasi online di smartphonnenya.
“Permisi ibu, ada yang bisa kami bantu?”
“Emm, Mbak saya ingin check in atas nama IntanTania dari Aplikasi Ngeroom.”
“Baik Bu, saya chek dahulu.” Setelah beberapa menit kemudian “Atas nama Ibu Tania Wulandari dari Semarang kan? Dua pondok dekat pantai menghadap ke pantai ya bu?”
“Iya Mbak, oh iya sudah saya bayar juga kan ?”
“Sudah Bu, ini kunci pondoknya, dan untuk ke pondok akan diarahkan oleh staf hotel kami.” Tania mengambil kunci kamar tempat mereka menginap.
Setelah diberi kunci, Rosa menggasih kode ke teman – temannya yang sedang duduk santai di lobi hotel untuk mengikutinya. Mereka berjalan menuju pondok mereka. Tania dan Rosa sengaja memilih pondok menghadap ke barat agar mereka bisa menikmati sore yang indah dipantai yang menghadap langsung ke arah matahari tenggelam. Ia juga sengaja memesan dua kamar agar mereka memiliki privasi antar laki-laki dan perempuan.