Flora Aletha Qirani

Gina islamiyati
Chapter #2

Chapter #1

Kedua sepatu roda ku meluncur dengan mulus, aku berharap aku bisa tepat waktu jangan sampai aku terlambat lagi, bukan nya aku takut dengan guru Bk tapi aku malas harus lewat belakang sekolah lagi dan harus memanjat dinding yang sekarang sudah sangat rapuh sekali. Sudah seminggu peristiwa itu kembali lagi ke dalam mimpiku dan entah kenapa sebelum mimpi itu muncul kak abel mendatangi ku dalam mimpi, di dalam mimpiku kak abel selalu berpesan kapeda ku “ Flo adik mu sangat menyayangi mu dan juga kakak, kamu harus janji sama kakak untuk cari adik mu setelah kamu lulus SMA ya”.

Di sepanjang perajalanan aku memikirkan kata-kata kak abel di mimipiku, apa benar adikku masih hidup dan selamat dari arus sungai yang deras itu tapi itu sangat minim sekali jika anak kecil berumur empat tahun selamat dari arus sungai itu jika memang dia selamat apakah dia baik-baik saja?, tinggal dimana dia sekarang?, apakah dia selama ini hidup dan makan dengan enak? dan apakah dia ada masih di negara ini atau mungkin tidak?. Pertanyaan itu terus saja muncul di dalam fikirannku dan sampai membuatku tak sadar bahwa aku telah telah tiba di depan gerbang sekolah ku dan seperti biasa pak satpam yang menjaga gerbangku menyapa ku dengan matanya yang menyipit karena terkena sinar matahari “ pagi non Flora yang cantik syukurlah tidak terlambat lagi”sapanya dan sedikit menyindir ku “ hahaha bisa aja nih pak, iya pak maaf pak dalam seminggu ini flora sering telat soalnya sering kesiangan”jelasku.

” Wah suatu kebanggaan ngeliat senyum non flora pagi hari ini..”

” Memang nya kenapa pak??” tanya ku sebenarnya aku sudah tahu mengapa pak Hardi berbicara seperti itu karna aku tahu semua orang menjuluki ku queen of ice, si jutek, ratu pelit senyum dan masih banyak lagi julukan yang anak murid sekolah ini berikan kepada ku dan aku tak pernah marah aku akui itu semua.

“Maaf,non soalnya non jarang sekali tersenyum malah bapak tidak pernah melihat senyum non selama bapak menyapa non baru kali ini bapak melihat senyum non”. Aku hanya tersenyum sangat tipis mungkin hanya aku yang tahu kalau aku tersenyum

” Maaf non boleh bapak bertanya?”tanya nya yang aku sudah tau apa yang akan di tanyakan kepada ku, pasti dia akan menanyakan soal kenapa aku jarang sekali tersenyum atau mingkin hampir tidak pernah tersenyum kepada orang lain, aku mengangguk dan ternyata “ non kenapa sih non ga sering-sering senyum?, kan kalau non sering senyum tuh ga ada lagi julukan ratu jarang senyum lah apalah terus non,non juga bisa dapet cowok ganteng loh non kaya non elvi_” belum juga pak Hardi menyelesaikan perkataannya tiba-tiba....

“Hayoooo lagi ngomonginin gue yaa..?” Dengan percaya dirinya nya vina mengajukan pertanyaan seperti itu,tapi memang benar sih kalau kita sedang membicarakannya.

” Elvinaaaaaaa!!!!!” teriak seorang dari kejahuan yang suaranya tersedngar sangat familiar sekali di telingaku dan mungkin juga di telinga pak Hardi, mendengar teriakan seseorang itu membuat wajah vina memucat dan lalu bersembunyi di dalam pos satpam, melihat ekspresi pak Hardi sepertinya dia merasa bingung dengan vina yang tiba-tiba saja masuk kedalam kantornya dan masuk kekolong meja. Tampakny usaha yang di lakukan vina tak berhasil karna apa? karna Dara sudah mengetahui nya dan Dara tanpa mengucap permisi lagi terhadap pak Hardi ia masuk lalu menjewer telinga vina, pak hardi tertawa melihat tingkah laku kedua sahabat ku ini. Melihat ekspresi vina sepertinya itu sangat menyakit kan.

” Aduh, sakit tau!!” keluh vina dan dengan paksa melepaskan tangan dara dari telinganya.

” Suruh siapa lo ninggalin gue hah!!” Ketus dara yang membuat vina menyingir kuda.

” Hehehe, sory deh Dar..,abis nya lo tadi lama bingits!” jawab Vina yang ditanggapi dengan pelototan mautnya Dara. Melihat kelakuan mereka berdua membuat pak Hardi tertawa dan suara tawa pak Hardi mampu memberhentikan adu mulut antar vina dan dara.

”Hahaha...hahahaha...hahahaha...hahahaha..” tawa pak Hardi, membuat aku dan kedua sahabat ku bingung dengan tiba-tiba pak Hardi yang tertawa tanpa sebab.

“ Bapak kenapa?? “ tanya vina dan dara bersama dan itu membuat tawa pak Hardi semakin kencang “ hahahah..memang benar ya kalau kalian tuh kompak, buktinya nanya aja bisa barengan gitu ya..” ucap pak Hardi

” Oalah, dikirain apa bapak ketawa nya puas gitu..” ucap Vina, ku lirik arloji ku yang menandakan waktu dan sebentar lagi bel pelajaran pertama akan di mulai sedangkan aku belum mengganti sepatu roda ku dengan sepatu sekolah ku dan itu membutuh waktu yang tidak sedikit karna aku harus menuju loker ku yang dimana letak loker itu sedikit jauh dengan ruang kelas. Aku pergi tanpa pamit kepada pak Hardi maupun kedua sehabatku yang masih asyik mengobrol.

🎻🎻🎻

Aku buka loker ku, ku ambil sepatu sekolah ku lalu aku mengganti sepatu roda ku dengan sepatu sekolah ku, kuletakan sepatu rodaku dan kostum basket ku ke dalam loker setelah itu aku menuju ke kelas ku. Aku yakin setelah aku tiba di kelas ku pasti Vina dan Dara akan mengomeli ku karna aku meninggalkan mereka tanpa sepengetahuan mereka. Dan benar saja sebelum aku menunduk kan bokong ku ke kursi mereka sudah lebih dulu mengomeliku.

” Flo!!, lo kok ninggalin kita berdua sih!!” perotes Vina dan pasti si ratu ngomel itu ikut protes, “ tau!!, jawab kek flo!!” Dara mulai kesal karna aku tak merespon protes mereka, malah aku membuka tas ku dan mengeluarkan buku sketsa yang selalu menemani ku selama ini.

” Capek ya punya sahabat yang dingin nya ngalahin si Rio adek kelas kita, dah lah yuk kita duduk!!” akhirnya mereka pergi juga. Aku lanjutkan melukis sebelum bel pertama di mulai, sketsa ku hampir selesai tapi tertunda karna bel pelajaran pertama sudah berbunyi dan guru fisikaku bu Devis sudah ada di depan kelas ku, terpaksa aku hentikan kegiatanku ini.

“ Selamat pagi anak-anak!!” sapa bu Devis kepada kami semua.

” Pagi bu..!!” jawab kami semua terkecuali aku yang hanya menjawab dalam hati saja.

” Oh..ya besok kalian ujian harian ya untuk nilai tambahan kalian” titahnya yang di jawab dengan protes anak-anak kecuali aku yang menanggapi dengan santai dan tetap tenang di kursi ku.

” Sudah-sudah, jangan ribut kalian baru ujian harian aja dah ribut gitu, noh liat Flora dia aja biasa aja ngadepin nya..” ucap bu Devis membuat semuanya terdiam.

” Lah, si ibu gimana sih! kan emang dia mah bisu bu..!! bener ga?” ucap siska yang di sambung dengan protes seisi kelas.

” sudah-sudah..!!, sekarang kalian buka buku kalian halama 57 pahami materinya baik-baik dan setelag kalian pahami materinya kalian kerjakan soal latihan di halaman 60” ucap bu Devis diiringi dengan desahan dan rasa kesal teman-teman ku di kelas.

Sudah lebih 1 jam pelajaran fisika berlangsung dan akhirnya bel istirahat pun berbunyi semua orang di dalam kelas bersorak ria, dan bu Devis memerintahkan kepada ketua kelas untuk mengumpulkan tugas yang di berikannya tadi besok paling lambat waktu bel istrihat sekolah.

” Flo, yuk ke kantin..” ajak Vina kepada ku, sebelum aku menjawab seseorang telah menjawabnya telebih dahulu “ eh vina lu ngapain ngajakin si anti sosial ini..!” Ucap siska dengan senyuman miring di bibirnya.

” Jaga mulut lo jablai..!!!” balas Vina dengan kelas dan di balas dengan gebrakan meja oleh siska “ apa lo bilang..?, jablai..!!?” lalu terjadilah adu mulut antara Vina, Dara, Siska dan juga gengnya dan itu membuatku terganggu sekali dan kemudian dengan reflek aku mendorong Siska sampai terjatuh di lantai dan kemudian aku pergi meninggalkan kelas dan juga Siska yang sedang mencaci maki ku dengan kata-kata yang kurang pantas untuk seorang pelajar.

🎻🎻🎻

Ku lanjutkan kembali melukis di buku sketsa ku dan disinilah aku berada ditempat yang jauh dari kata keramaian dan jarang di kunjungi orang-orang, hanya orang-orang tertentu atau mempunyai tugas yang ketempat ini, Yah tempat itu adalah perpustakaan. Aku duduk kursi di paling ujung sekali tempat favorit ku kedua setelah taman mawar.

Jujur semenjak peristiwa yang menimpa kakak serta adik ku aku bukan lah menjadi diri ku yang dulu, seperti saat waktu aku SMP maupun waktu aku masih kanak-kanak yang periang, cerewet, suka menyoba hal-hal yang baru tidak seperti saat ini Flora yang terkenal dingin dan tak pandai bergaul seperti dulu yang pandai begaul.

” Akhirnya selelsai juga..” kata ku dalam hati, aku sengaja menggambar wajah kak Abel dan juga adikku agar aku tidak merasa kesepian lagi dan penguat untuk ku. Ku simpan buku sketsa ku disamping kanan ku dan sekarang mulai membaca buku kesukaan ku,kak Abel dan juga adik ku, dulu kami bertiga selalu membaca buku ini didalam kamar ku.

Tak terasa bel istirahat pun berakhir kurapikan buku sketsaku dan buku komik ku setelah itu aku keluar perpustakaan dan menuju ke ruang kelas ku. Di pertengahan lorong menuju kelas ku siska dan ketiga teman nya menahan ku.

” Hallo bisu..” sapa siska, aku tetap memandang lurus dan ku tunjukan ekspresi wajah ku yang tak peduli dengan sapaan nya yang menghina itu.

” Kasihan ya lo..” ucap siska, “ semenjak kakak lo itu pergi hidup lo kayanya tambah hancur deeeh..” sambung nya dan ketiga teman nya mengikutinya memasang wajah kasihan yang menurut ku itu menjijikan, kutahan emosiku agar tak memuncak.

” Sis, lihat deh dia kaya nya nahan marah deh..” ucap sindi teman siska, siska menanggapi perkataan teman nya itu dengan senyum miring.

” Bisu, lu mau marah? coba aja, gue denger lo jago banget karate nya coba lo lawan gue..” tantang nya kepada ku, ku atur nafas ku agar rileks dan jangan sampai aku menghajarnya. Aku trobos ketiga temannya yang menghalangi jalan ku lebih baik aku tinggalkan mereka daripada aku harus melawan siska yang akan menimbulkan masalah baru untuk ku, sudah cukup hampir setiap hari aku keluar masuk ruang BK dan aku tak mau terulang lagi karena membuat ku pusing.

” Dasar pengecut lo!!” ucap siska, langkah ku terhenti ketika siska melontarkan kata-kata bahwa aku pengecut, tangan ku mengepal sangat kuat sekali ingin rasanya aku menghajar nya tapi aku tahan dan kulanjutkan perjalananku. Sepertinya dia sangat kesal sekali dengan ku, ku mendengar ia mengumpat dan ia menghentakkan kaki nya begitu keras sampai aku mendengar nya.

” Au!!, sial!!” umpat siska kepada ku dan sepertinya aku mendengar suara bu Linda “ hm..siska and the geng kenapa kalian masih ada disini?” tegas bu Linda kepada siska dan ketiga temannya itu.

” Eh, ibu..” ucap siska sambil menyengir kuda, “ tadi..tadi abis dari toilet bu..” alasan siska “ iya, bu..” sambung ketiga temannya itu “ cepat kekelas!!” bentak bu Linda, aku tersenyum membayangkan ekspresi wajah siska dan ketiga temannya itu.

Belum aku benar-benar masuk kelas ku aku ditarik oleh kedua sahabat ku “ pasti lo tadi ke perpus lagi ya?” tanya vina padaku “hmm, flo tadi kami minta maaf ya.. dah bikin lo marah.” sambung Dara “iya Flo maaf ya..!!” lanjut vina, aku hanya menanggapi mereka berdua dengan anggukan kepala dan kemudian Dara dan Vina memeluk ku dengan erat dah bahagia tapi itu membuatku merasa tidak nyaman.

” Ehem..” aku berdehem untuk kasih tahukan mereka bahwa aku merasa tidak nyaman di peluk dan akhirnya mereka mengerti dan melepaskan pelukan nya. Lalu kami bertiga duduk di bangku masing-masing.

Bel pelajaran pun berbunyi diiringi siska dan pengikutnya masuk, siska melihat kearahku dengan sangat tajam sekali seperi burung elang yang siap menerkam mangsa, aku tahu tatapan nya siska kenapa tatapan nya seprti itu pasti dia sangat marah sekali dengan kejadian tadi dilorong dan saat istirahat tadi.

🎻🎻🎻

Aku dan Dara mengganti seragam sekolahku dengan kostum basketku karena hari ini kita ada latihan dadakan karena akan pertandingan antar SMA dan kebetulan kami menjadi tuan rumah untuk pertandingan kali ini. Sedangkan Vina dia juga ada kegiatan yaitu les biola dengan bu Nada, vina adalah murid satu-satunya yang mengambil ekskul ini karena semua murid hanya tertarik pada Band, gitar, dance dan selebihnya mengambil ekskul olah raga seperti aku dan Dara.

” Yuk!, flo keburu kak Dika dateng entar kita telat..!!” ajak Dara, aku mengangguk dan segera ku tutup loker ku dan bergegas menuju lapangan. Ku lihat lapangan anak-anak tim basket sedang pemanasan terlebih dahulu sebelum kak Dika sampai.

”Hallo anak-anak..!!” sapa kak Dika kepda kami, kami yang tadinya pemanasan terhenti “ hallo kak Dika..!!” jawab kami sermpak yah..pastinya kalian tahu terkecuali aku, aku tak peduli dengan sapaan nya aku masih saja melakukan pemanasan. Dara menyenggol lengan ku agar memperhatikan kak Dika “ flo, perhatiin dong!” tegur Dara tapi aku acuh kan teguran nya aku tetap melakukan pemanasan.

” Hei, kamu!!” tunjuk kak Dika kepadaku atau kepada Dara, Dara menunjuk dirinya “ Bukan kamu Dara tapi flo..” ucap kak Dika pada Dara, Dara menyenggol ku dan aku mulai kesal dengan itu ku angakat alisku keatas dan kebawah “ itu kamu dipanggil ama kak Dika “ ucap Dara tapi aku tetap saja mengabaikannya hingga akhirnya kak Dika mengahampiriku.

” Flo!!” panggil kak Dika yang sudah berada di hadapanku, ku mendongak kan kepalaku kulihat ekspresi wajah kak Dika sepetinya aku telah membuat nya kesal.

” Kamu flo, kamu kenapa ga merhatiin saya!?” Ketus kak Dika padaku, aku buang muka sebagai jawaban bahwa aku malas menanggapinya.

“ Saya tantang kamu lawan saya sekarang!!” Kak Dika mengajak ku untuk tanding basket dengannya, tiba-tiba saja Dara menarik tangan ku untuk menjauh dari kak Dika.

” Flo, jangan terima tantangan kak Dika ya..” mohon Dara, “ gue bakal terima tantangan dia!!” tegas ku, ku lepas tangan Dara dan kuhampiri kak Dika.

” Aduh..bisa perang dingin nih..” ucap Dara saat aku menghampiri kak Dika. Ku ambil bola basket yang ada di tangan kak Dika. “ Saya ambil tantangan nya” ketus ku.

” Bagus, saya suka semangat kamu Flo” ucap nya. Aku mulai mendribel bola kugiring dihadapan ku sudah ada kak Dika yang menghalangiku dan siap merebut bola basket yang sedang aku dribel, aku lihat ada celah untuk ku giring agar masuk ring dan akhirnya aku bisa memasukan bola ke dalam ring basket, skor pun satu kosong dan aku unggul satu point.

Lihat selengkapnya