Flora of Chamy Land

Fidiya Sharadeba
Chapter #3

Prasangka dan Rahasia


Tuan Archie semakin mendekat. Ia tertawa begitu keras sehingga perutnya yang gendut berguncang. Flora sangat ketakutan dan semakin panik.

"Aurum, tolong aku!" teriaknya.

Namun, hey, kenapa Aurum juga ikut tertawa? Ia bahkan sampai bergulingan di tanah.

"Apa yang lucu? Cepat bebaskan aku. Aku tidak ingin dijadikan santap malamnya!" pinta Flora.

Aurum terbatuk dan berhenti tertawa. Raut wajahnya berubah serius, dan ia berkata, "Flora, jangan keterlaluan. Tuan Archie tidak seperti yang kau kira."

"Apa?" tanya Flora heran.

"Sudahlah, Aurum. Tak usah memarahinya," ucap Tuan Archie. Ia sendiri masih berusaha menghentikan tawanya.

Tuan Archie mendekati Flora sambil membawa sebuah cermin lipat. "Nih, coba kau lihat, Nona Flora. Kau terlihat mirip gulali raksasa," tawanya.

Flora menatap bayangannya di cermin. Astaga, menggelikan sekali penampilannya. Benang-benang Tuan Archie menggumpal di kepalanya seperti awan besar, beberapa helai benang juga menjuntai di sekujur tubuhnya. Tak heran mereka berdua tertawa sekeras itu!

"Itu akibat kau bergulingan di lahan benangku. Sekarang, tunggulah sebentar. Aku akan mengambil semprotan khusus untuk membebaskanmu." Tuan Archie masuk ke dalam rumahnya sambil terkekeh.

Flora yang kini sudah lebih tenang melotot pada Aurum. "Kenapa kau tidak bilang? Malah menertawakanku!"

"Aku sudah bilang, kan? Jangan mendekat. Kau malah menginjak lahan benang itu dan bergulingan di atasnya," kilah Aurum.

"Kukira kau ditangkap oleh Tuan Archie. Aku hanya bermaksud menolongmu!" Flora membela diri.

Aurum berdecak tak sabar. "Ah, kau ini. Makanya jangan mudah berprasangka buruk, jadinya malu sendiri, kan? Tuan Archie hanya ingin membantu membalut luka-lukaku. Sayangnya, ia tidak pintar membuat perban. Jadinya malah seperti mumi," jelasnya panjang lebar.

Wajah Flora memerah. Aurum benar, dirinya terlalu berburuk sangka pada Tuan Archie. Bersikap waspada memang perlu, tapi harus tetap cermat dan menggunakan logika.

Tak berapa lama kemudian, Tuan Archie muncul. Ia membawa botol berisi cairan berbau harum. Disemprotkannya isi botol tersebut pada gumpalan benang yang melekat pada tubuh Flora. Sebentar saja Flora sudah terbebas.

"Fiuh, syukurlah. Sekarang aku bebas, dan berbau wangi pula! Terima kasih, Tuan Archie. Omong-omong, apa isi botol itu?" tanya Flora.

Lihat selengkapnya