Tunduk
Tunduk
Teruslah menunduk
Agar kau takkan terlecut
Tunduk
Tunduk
Teruslah menunduk
Sampai ajal menjemput
Nyanyian itu terdengar sangat riuh, bahkan menandingi kicauan burung saat pagi hari. Seperti liriknya, pandangan mata buruh kebun terlepas dari rimbunan kuntum bunga hortensia yang bersemi. Di atas mereka, tampak mega begitu cerah tanpa bersaput awan. Namun mereka benar-benar tak punya waktu untuk menengadah. Walau bibir mereka mendendangkan lagu bernada pedih, tangan mereka tetap terampil menggunting tangkai demi tangkai. Di sekitar mereka, terhampar perkebunan ribuan beraneka warna hingga hampir menyerupai bola-bola halus yang lembut. Hampir sebagian kebun diisi oleh hortensia warna biru, tetapi ada pula warna merah muda, kuning, dan sedikit warna hijau bagi kuntum yang belum sempurna. Bunga-bunga kini dipanen demi memenuhi permintaan tradisi Hari Kasih Sayang. Di Florena, perayaan tersebut tak terbatas pada bunga mawar. Semua orang memperingatinya dengan jenis bunga sesuai selera. Oleh karena itu, hampir semua jenis bunga memiliki kesempatan untuk meramaikan.
Bagi kota Fleur, bunga hortensia alias bunga pecah seribu memiliki tempat tersendiri. Selain tersemat pada perisai lambang ibukota dan bendera di kantor-kantor pemerintahan, bunga ini sangat dicintai oleh para penduduknya. Bunga ini memiliki bentuk khas. Bukan sebuah bunga dengan lima lembar mahkota, tetapi kelopak-kelopak mungil yang berpadu dan jalin-menjalin menjadi satu. Jumlahnya begitu banyak hingga seringkali disebut sebagai bunga pecah seribu.
Musim semi adalah musim sakral yang sangat dinanti-nanti. Namun sayangnya, di mata para buruh perkebunan, musim ini diartikan sebagai kebahagiaan yang berbeda. Bagi mereka, ini adalah masa yang indah sekaligus menyedihkan. Setiap kali musim semi datang, ini waktunya untuk bekerja selama dua belas jam tanpa henti. Mereka harus bangun lebih pagi untuk memanen bunga segar. Sebelum matahari benar-benar terjaga, pesta kerja telah dimulai. Seluruh buruh harus siap siaga di perkebunan. Tak ada jeda waktu yang cukup untuk beristirahat. Setiap detik mereka bekerja seperti menarik napas. Setiap menit mereka harus bergerak. Setiap jam harus ada bunga yang siap dibawa untuk dipilih dan dipilah. Ini adalah musim yang sangat sibuk, tapi tak ada waktu untuk merasa lelah. Sekali saja terlena dari pepohonan, maka cambuk mandor akan melayang.
CTASSH!