Hana dibuat takjub dengan apa yang ia lihat. Langit berwarna biru tosca dihiasi awan berwarna pink pastel membentang dihadapannya. Bangunan tinggi berkelap-kelip berjejer rapi di tengah kota. Yang lebih mengejutkan lagi, kota ini penuh dengan bunga. Bukan hanya bunga, pohon menjulang tinggi aneka warna pun tak ingin kalah eksisnya.
Matanya mengarah keseliling, ia masih tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Pemandangan kota yang sangat indahh. Namun, seketika ia tersadar
“Aku dimana?”
“Apakah ini mimpi?” Hana bertanya pada dirinya sendiri.
Kini dia benar-benar diterpa perasaan bingung, harus kemana dan bagaimana caranya agar bisa kembali kerumahnya.
Ehem ehemm
Terdengar suara seorang pria tepat berada dibelakangnya. Hana melirik dengan ujung matanya, dia sangat ingin melangkahkan kaki menjauhi pria itu. Saat hendak melangkahkan kaki pria itu lebih dulu menyapa Hana.
Degg, perasaan takut dan cemas menyelimuti dirinya.
“Kamu bukan dari dunia ini ya ?” Tanya pria itu.
“Kau berbicara padaku?” Hana menunjuk dirinya sndiri
Pria itu hanya mengangguk kecil.
“Dunia ini? apa maksudmu?” Hana menatap sinis pria itu
“Menarik, kamu punya aroma yang berbeda dan langka.” Pungkas sang pria, bibirnya tersenyum sungging. Seolah ada maksud jahat pada Hana.
“Apa maksudmu? Aku benar-benar tidak mengerti.” Kini Hana menaikan nada suaranya. membentuk benteng pertahanan antara dirinya dan pria itu.
“Kamu siapa ?” Tanya Hana
“Hah? Apa? Aku siapa ? Hahaha .” alih-alih menjawab pertanyaan Hana. Pria itu malah tertawa.
“Yang harusnya bertanya Kamu siapa? Itu aku, bukan kamu.” Pria itu berbicara dengan nada tegas dan menunjuk Hana.
Hana tak gentar, dia masih menatap pria itu dengan tatapan sinis.
“Apakah dunia ini berbeda dengan duniaku?”
“Tetapi kalau berbeda kenapa tempat ini serasa tidak asing untukku.” Hana bertanya kepada pria itu dengan penuh kebingungan.
“Menurutmu?” pria itu malah bertanya balik pada Hana.
“Kenapa kau bertanya lagi padaku, seharusnya kalo ditanya itu ya jawab bukan bertanya lagi. Menyebalkan !” Hana berbicara dengan nada kesal. Pria itu tersenyum melihat Hana menggurutu. Dia membenarkan kerah jasnya, dan menatap sekeliling. Tanpa sadar Hana juga mengikuti pria itu, mengamati sekitar.
“Sini” Pria itu menarik lengan baju Hana.
“Lihat dengan seksama tempat ini, apakah ini sama persis dengan duniamu atau memang sekilas terlihat sama.” Pria itu menunjuk kearah depan mereka.
Hana menuruti perintah pria itu, ia melihat sekeliling. Dilihatnya sebuah kota yang begitu mirip dengan kota Berlin di German. Bangunan megah berwarna cream nan cantik berjejer dengan arsitektur yang begitu khas. Sebuah kota yang sangat indah dan begitu berkilauan.
“Ahhhh bukankan bangunan itu adalah Museum island?” Hana menunjuk bangunan yang ada disebelah utara sungai. Dia menatap pria itu dengan penasaran.
Pria itu hanya menyunggingkan bibirnya, dan mengangguk.