Flower

Rita Kusmiati
Chapter #4

Kau Tidak Mau Membalasku?

Hari masih pagi, tapi Hana sudah bangun dari tidurnya. Ia menghela nafas seakan masih tak percaya dirinya terjebak ditempat ini. perasaan sedih dan cemas kini bersemayam dihatinya, apa yang sedang ayah lakukan? Bagaimana kalau dia mencariku? Hana benar-benar rindu dan khawatir pada sang ayah. Ia takut ayah nya sampai sakit karena frustasi mencari dirinya yang terjebak didunia ilusi ini.

Lamunan Hana buyar ketika Yasmin yang sedang tertidur membuka matanya sedikit dan memanggil dirinya.

“Hana sedang apa? Ayo tidur lagi ini masih pagi.” Kata Yasmin sambil menarik selimutnya.

Hana tak menjawab perkataan temannya itu, dia membuka gorden yang menutup jendela kamarnya. Lagi dan lagi Hana dikejutkan pemandangan pagi kota Berlin, meski masih pukul 5 pagi tapi langitnya sudah berwarna biru tosca tua, gumpalan awan berwarna abu-abu kebiruan juga melengkapi langit pagi ini. di sebelah timur terlihat cahaya orange yang masih malu-malu untuk menampakan dirinya. Kilauan cahaya dari setiap bangunan tinggi itu, menampakan bayangan indah yang terpantul tepat di permukaan sungai yang melewati kota indah ini. Hana benar-benar terpukau dengan keindahan kota Berlin yang seakan-akan berwarna emas dan selalu berkilauan. Dia juga melihat jumlah gelembung (Runnball) pagi hari tak sebanyak malam hari.

--------------

Sementara itu, dibandara terlihat seorang pria mengenakan mantel coklat mendorong sebuah koper berwarna hitam. Dia terlihat jalan tergesa-gesa. Dinaikinya taksi berwarna kuning yang melaju kearah asramanya.

“Terimakasih”. Kata Zainki kepada supir taksi itu sembari melambaikan tangan. Ia melangkah menuju kamarnya yang berada di lantai 3.

“Haduhh kenapa harus dilantai 3 sih, kalo telat berangkat kuliah kan cape.” Gerutunya didalam hati.

---------------

“Yasmin ayoo bangunn, sekarang udah jam 8 nanti telat keacara pembukaanya.” Hana membangunkan yasmin yang masih terlelap dalam tidurnya.

“Aaahhhh, 5 menit lagi ya Han.” Yasmin bicara dalam tidurnya, suaranya tidak terdengar jelas.

“Ga bisaaa ini udah yang ke 5x nya kamu bilang 5 menit lagi. Ayooo ih bangunn kalo ga bangun aku gelitikin yaaa, 1… 2…. 3…. “ Hana menggelitiki yasmin yang sedang tertidur dibaringi gelak tawa.

“Ahh Hanaa ampun-ampun, iyaa aku bangunnn .” yasmin bangun dari tidurnya. Kemudian ia mengambil handuknya dan berjalan kearah kamar mandi. Tapi tiba-tiba dia balik lagi dan menyerang Hana yang sedang duduk dikasur.

“Aku gamau kalah dari kamu yaa, sini aku gelitikinn kamu sampee puas Hahaa.” Yasmin tertawa melihat Hana yang terpingkal-pingkal dikasur seperti cacing kepanasan.

“Ahh yasminn nyebelinn.”

“Gimana enakk ga digelitikin?” seru yasmin sambil tertawa

Hana hanya tertawa melihat kelakuan temannya itu.

Kegaduhan dikamar Hana dan Yasmin ini terdengar sampai kekamar tetangganya yang tidak lain adalah Zainki.

“Berisik banget.” Ucap zainki kesal.

           Jam sudah menunjukan pukul 09.00 pagi itu artinya upacara pembukaan akan segera dimulai. Terlihat beberapa orang mulai memasuki ruang aula untuk acara pembukaan study exchange itu. Begitu pula dengan Zainki, Hana dan Yasmin mereka juga mengikuti acara tersebut. Bangunan cream yang begitu megah dengan arsitektur yang sangat cantik. Panggung aula yang terlihat menawan dengan hiasan bunga-bunga dan karpet merah yang menjadi alasnya menambah keindahan pada hari ini. 

           “Kepada para mahasiswa study exchange yang masih diluar dipersilahkan untuk memasuki ruangan dan duduk ditempat yang telah disediakan Terimakasih” Kata pembawa acara yang sudah stand by berdiri di panggung.

           “Deg-degan ga Han ?” Tanya Yasmin

           “Banget.” Jawab Hana

Keduanya saling memegang erat tangan satu sama lain. Proses acara pembukaan berjalan begitu lancer. Berbagai kegiatan kampus ditampilkan dengan apiknya. Semua orang terkagum-kagum melihat satu demi satu kegiatan ekstra kampus ini. diakhir acara, seorang pria paruh baya berjalan menuju podium. Ditatapnya semua audiens yang memenuhi ruangan ini. 

“Para mahasiswa Study exchange yang bapak banggakan, Sudah menjadi kebiasaan disini, kalian memiliki ketua angkatan untuk itu kami persilahkan kepada anda sekalian untuk menentukan siapa yang akan menjadi pemimpin angkatan kalian.” Kata Mr. Alex.

Seketika suara di aula menjadi riuh, para mahasiswa saling berbisik satu sama lain

“Kira-kira siapa yaa yang cocok jadi ketua.” Kata Jacob

“Kamu aja” sahut yang lain

“Engga ahh.”

“Kamu aja.” Sahut yang lain

“Gamau ah cape jadi ketua mah haha.” Kata mahasiwa lainnya

Zainki hanya duduk diam, dia tidak mengucapkan satu patah kata pun dari mulutnya. Dia memang tidak suka kegaduhan dan keramaian seperti ini. Ruang aula benar-benar jadi tidak kondusif.

“Mohon perhatiann nya sebentar, silahkan kalian diskusikan dulu nanti kalau sudah ada ketuanya lapor ke saya ya.” Seru Mr. Alex

Setelah acara pembukaan selesai para mahasiswa berkumpul dihalaman gedung kuliah. Para mahasiswa sudah berkumpul dan sangat antusias untuk memilih ketua mereka.

“Oke, sekarang kita akan melakukan pemilihan ketua yaa. Sistem pemilihannya mau gimana? Atau gini ajaa yang bersedia jadi ketua maju kedepan deh.” Kata Jennie membuka pertemuan hari ini.

Tidak ada seorang pun yang maju kedepan dan semuanya hanya saling melirik satu sama lain sehingga mengundang gelak tawa.

“Heyyy, ko malah pada ketawa sihh.” Ucap jenny

 “Aku bersedia.” Tiba-tiba seorang pemuda berwajah eropa maju kedepan. Seketika suara menjadi hening, dan semua mata tertuju padanya.

 “Seriuss?”Tanya jennie

“Yahhh, gaada yang mau maju soalnyaa. Mau gimana lagi, nama saya Andreas dari fakultas teknik.” Ujarnya. Sontak saja semua orang langsung bertepuk tangan.

“Ada lagi ga yang mau nyalonin jadi ketua?”Tanya Jennie.

Semua orang diam, taka da yang mengacungkan tangan ataupun merekomendasikan dirinya.

“Ini serius gaada lagi?” Kata Jenny

“Ngga ada kali Jen.” Teriak seseorang yang duduk dibarisan paling tengah

“Oke deh, gimana setuju ga kalo Andreas jadi ketua angkatan kita?” Seru Jenny 

“Setujuuuuuu.” Semua menjawab serentak.

Semuanya tertawa gembira, kumpulan orang disini berasal dari Negara yang berbeda-beda dengan kebudayaan yang berbeda pula. Tapi meskipun berbeda bukan berarti mereka tidak bisa bersatu, justru perbedaan ini yang menguatkan mereka.

“Untuk menambah keakraban diantara kita, gimana kalau malam minggu ini kita camping. Ga usah jauh-jauh di tempat terdekat aja.” Kata Andreas

“Boleh tuhh.” Sahut Jennie

“Wihh asyik, bolehh bangettt sekaliann jalan-jalan juga.” Kata James

“Gimana Han mau ikut camping ga?’ Tanya Yasmin kepada Hana

“Aku sih ngikut aja.” Jawab Hana sambil tersenyum.

Lihat selengkapnya