Malam yang tenang temaram di tengah perairan Selat Stund.
Bintang-bintang berkilauan di langit.
Terlihat seorang pria berpakaian putih dengan rambutnya yang mulai berubah warna menjadi biru berada di sebuah perahu dayung kecil.
“Arah itu... Utara ya.” Pikir Alvaros ketika melihat sebuah rasi bintang.
Alvaros menaikkan dayungnya, mencoba mengikuti ke mana ombak membawa perahunya pergi.
“Beneran bisa sampai dengan selamat nggak ya...?” Pikir Alvaros.
Ketika ia melihat ke perahunya, ia terkejut.
“Hah!? Sejak kapan airnya jadi sebanyak ini?” Pikirnya ketika melihat bahwa air laut sudah memenuhi perahunya.
Alvaros lalu cepat-cepat membuang air dari perahu sebelum ia menyadari sesuatu lagi.
Ada lubang kecil di dasar perahunya yang menyebabkan air laut masuk.
“Mampus aing.” Katanya.
Alvaros lalu terjun ke air.
Untunglah saat itu laut tidak terlalu ganas, langitnya cerah dan ombaknya tidak terlalu kencang.
Alvaros berenang sestabil mungkin.
Tubuhnya cukup kelelahan karena perjalanan naik dan turun gunung untuk mendapatkan bunga Rainbow Lily tadi.
Tiba-tiba ombak yang cukup besar dari arah timur menghantamnya.
Alvaros tergulung ombak ia berusaha melawannya namun gagal.
Ia pun pingsan di tengah laut.
Pagi-pagi Alvaros sudah terdampar di sebuah pantai.
Barang-barang yang ia bawa hanyut semuanya bersama ombak.
Dari kejauhan terlihat seorang wanita muda berambut ungu membawa keranjang penuh bunga dan tanaman obat.