NB: Mulai dari saat ini kalimat dalam logat Ceres ditulis dengan bahasa yang biasa.
“Ah... Aku ngerti sekarang...”
Alvaros mulai menyadari apa yang terjadi pada dirinya.
“Karena kecapekan kemarin, aku pingsan di tengah laut. Terus aku terdampar di sini, lalu ditolong cewek tadi. Pasti gitu.” Pikirnya.
Alvaros ingat mengenai rambutnya, ia mencabut sehelai rambutnya lalu melihat warna dari rambut itu.
“Udah berubah... Setidaknya simbah nggak mengerjai aku kali ini.” Katanya dalam hati.
Alvaros beranjak dari ranjangnya. Ia segera mengenakan pakaian yang dibawakan oleh wanita itu supaya wanita itu tidak terlalu lama menunggunya.
Ia mencoba keluar dari kamar dengan mendorong pintu kamar.
“Lho... Kok nggak mau terbuka?”
Alvaros mendorong pintu kamar itu dengan sekuat tenaga, ia bahkan menggunakan tubuhnya untuk mendobrak pintu itu. Namun pintu tidak mau terbuka.
“Sial, kenapa tidak mau terbuka... Jangan-jangan...”
Alvaros mencoba menarik gagang pintu itu.
Terbuka.
Alvaros merasa bodoh karena sudah melakukan hal tadi.
Begitu ia membuka pintu, terlihat sebuah ruangan kecil. Sepertinya itu adalah ruangan tengah dari rumah ini, tak ada seorangpun.
Ia berjalan menuju pintu depan.
Kali ini ia tidak mau tertipu lagi, ia membuka pintu depan dengan ditarik.
Tidak mau terbuka.
“Ah, pasti ini didorong.”
Alvaros mendorong pintu itu tapi tidak juga mau terbuka.
“Lah, didorong gak bisa, ditarik gak bisa.” Pikirnya.