Flowers of Battlefield

Alexandro Pradeska Gunawan
Chapter #13

Aconite (3)

“Kubilang kami nggak butuh bantuanmu.” Jawab Alvaros.

“Nggak, setelah itu.” Kata Rashuna.

“Apaan? Nenek sihir....”

“KAU PANGGIL AKU APA!?”

“AKU KAN BARU AJA BILANG! KAMI NGGAK BUTUH BANTUANMU, DASAR NENEK SIHIR!”

Alvaros dan Rashuna beradu mulut dengan suara yang cukup keras.

“Anu... Ini totalnya berapa?” Tanya Oliver kepada si tukang obat.

“Ah, semuanya 835 Kronos.” Jawab si tukang obat.

Oliver membayar semua belanjaannya.

“Terima kasih. Maaf ya, mungkin yang untuk bunga yang terakhir itu toko lain ada yang menjualnya.”

“Ah, tidak apa-apa. Lagipula barang-barang yang lain ada, jadi kami tidak perlu repot-repot mencarinya juga. Kami permisi.”

Oliver kemudian menarik Alvaros dari situ.

“Ayo pergi, pak.”

“PERGI KAU NENEK SIHIIIIR!!” Teriak Alvaros sambil mengacungkan jari tengahnya.

“Maaf untuk yang tadi” Kata Alvaros pada Oliver.

“Yah, tidak apa-apa pak. Tapi tadi itu sangat memalukan.” Ujar Oliver.

Mereka melanjutkan berjalan menuju pasar untuk membeli kebutuhan rumah minum.

“Kenapa tadi nggak diterima saja pak, bantuan dari perempuan itu?” Tanya Oliver.

“Kuberitahu satu hal, perempuan tadi memang kelihatannya baik. Tapi kau dengar kan tadi dia bilang mengenai ‘menyelamatkanku dua kali’? Dia itu membantu hanya untuk kepentingan dirinya sendiri. Ditambah lagi, sebaiknya kita juga jangan terlalu berhubungan dengan orang-orang yang memiliki posisi sepertinya, salah ngomong sedikit saja bisa-bisa identitas kita ketahuan. Aku saja sudah di-skak tiga kali olehnya saat perjalanan kemari.” Jelas Alvaros.

“Yah... Masuk akal juga. Terserah anda saja, pak.”

Mereka membeli beberapa barang di pasar. Rupa-rupanya barang belanjaan mereka cukup banyak, tak heran bila Oliver meminta Alvaros untuk membantunya.

“Hei, Oli... Maksudku Ivar. Kau selalu seperti ini setiap hari?” Tanya Alvaros sambil membawa seikat besar sayuran.

“Yah, begitulah pak. Tapi ketika Cli... Ahem, maksudku Caden dan Juno masih di sini kami bergantian untuk belanja. Kalau belanjaannya banyak seperti sekarang, kami pergi bersama.” Jelas Oliver.

Lihat selengkapnya