“Ughhh.... Tempat ini menjijikkan.” Kata Cliff.
“Namanya juga saluran air bawah tanah, pasti menjijikkan.” Kata Oliver.
Mereka berjalan lebih dalam, semakin dalam terowongan itu makin gelap.
“Kenapa kita nggak bawa lentera?” Tanya Cliff.
“Karena kita buru-buru dan nggak ada waktu buat mengeluh.” Kata Alvaros tegas.
“Hei! Aku nggak mengeluh!” Bantah Cliff.
“Aku nggak berkata kalau itu kau.” Kata Alvaros.
“Bicara seenaknya, sekarang kau jadi brengsek ya.” Kata Cliff dengan nada agak tinggi.
“Gara-gara kau kita harus mengalami ini semua kan, kalau saja kau tidak kehilangan ramuan itu!” Lanjut Cliff.
“Kau ini...” Saat ini Alvaros merasa sangat tersinggung dengan perkataan Cliff, ingin sekali rasanya untuk memukul wajahnya dengan sangat keras.
“Sudah, sudah kalian berdua...” Oliver melerai mereka berdua.
“Di sini sangat gelap dan licin, kita harus fokus pada langkah kita. Jangan malah bertengkar.” Sahut Jim.
Alvaros menghela napas, “Kalian benar... Maaf, aku hanya merasa tidak enak dengan kalian.”
“Pokoknya, semua ini salahmu!” Seru Cliff.
“Cliff, diam kau!” Bentak Oliver.
Cliff langsung terdiam.
“Memang ini situasi yang sulit, pak. Tapi kita pasti bisa melaluinya.” Kata Oliver.
“Terima kasih.” Balas Alvaros.
Mereka berjalan lebih dalam lagi. Terowongan itu semakin gelap lagi. Terkadang terdengar sesuatu di sekitar mereka.
Tiba-tiba mereka mendengar sesuatu yang menggeram, sesuatu yang besar.
“Ap...Apa itu tadi? Kalian mendengarnya?” Kata Cliff.
“Ya... Mungkin itu adalah monsternya.” Jawab Jim.
Mereka lalu menghunus pedangnya masing-masing, bersiap kalau-kalau monster itu keluar.
Suara itu terdengar lagi.
“Hiii... Su...Suara itu lagi!” Kata Cliff, ketakutan.
“Ssstt.. .! Tenanglah!” Bisik Alvaros.