Flowers of Battlefield

Alexandro Pradeska Gunawan
Chapter #19

Dahlia (3)

Mereka akhirnya sampai di Baer pada sore hari.

Sebelum memasuki kota, mereka diharuskan melewati pemeriksaan terlebih dahulu.

“Dari mana dan apa tujuan kalian kemari?” Tanya penjaga.

“Kami ini pengembara. Sebelum kemari, kami dari Strondum, di sini kami hanya singgah. Kami hendak beristirahat semalam di sini lalu melanjutkan perjalanan kami.” Jawab Oliver.

Penjaga itu memperhatikan mereka berempat.

“Baiklah, kalian boleh masuk.” Kata penjaga itu.

Mereka berempat menghela napas lega karena berhasil melewati pemeriksaan.

“Sebaiknya kita segera menuju penginapan, aku sudah sangat lelah.” Usul Cliff.

Mereka bergegas menuju penginapan untuk beristirahat.

Mereka lalu memesan kamar untuk mereka berempat di sebuah penginapan.

“Kudengar pasukan dari Acharn berhasil menduduki sebuah kota.”

“Jadi, mereka berhasil?”

“Kurasa begitu, tapi seisi kota jadi hancur menurut kabar.”

“Lalu mereka berarti akan pulang?”

“Dari yang kudengar sih, belum. Mereka akan diam dulu menunggu bala bantuan.”

“Masih akan berlanjut ya... Kuharap mereka semua bisa pulang dengan selamat dan perang ini segera usai.”

Mereka mendengar beberapa orang mengobrol di situ.

“Castella sudah jatuh...” Kata Alvaros murung.

“...” Jim terdiam.

“Sudahlah, jangan dibahas.” Kata Oliver.

Cliff terlihat sangat murung mendengar kabar tersebut.

Castella adalah sebuah kota dengan pertahanan yang sangat kuat. Selain terdapat benteng besar, kota ini juga dikelilingi oleh hutan serta goa-goa bawah tanah yang bisa digunakan untuk berlindung maupun menyerang.

Castella juga adalah kampung halaman Cliff.

“Tenanglah, Cliff. Ada kemungkinan keluargamu masih selamat. Di sekitar Castella ada goa-goa bawah tanah, bukan? Mungkin saja mereka berhasil melarikan diri lewat situ.” Hibur Oliver.

“... Biarkan aku sendiri dulu.” Kata Cliff.

Cliff lalu keluar kamar.

Mereka bertiga terdiam di dalam kamar.

Cliff berjalan keluar penginapan. Ia merasa sangat terpukul. Seluruh keluarganya ada di Castella dan ia sama sekali tidak bisa berbuat apapun. Ia ingin sekali menangis, namun tidak bisa.

Ia hanya berharap, semoga apa yang dikatakan Oliver itu benar.

“Sebelah sini!”

Beberapa prajurit Ceres masuk ke dalam penginapan. Cliff melihat para prajurit itu dan berandai-andai apa yang akan mereka lakukan.

Ia seketika teringat oleh ketiga rekannya. Ia hendak ikut masuk ke dalam, namun ia urungkan karena hal itu bisa membuatnya ikut ditangkap.

Seperti yang ia duga, tidak lama kemudian ketiga rekannya itu keluar dengan tangan terikat.

Ia melihat ketiga rekannya itu dibawa ke sebuah bangunan, nampaknya markas prajurit.

“Sial, kenapa malah begini?” Pikirnya.

Ia kembali ke penginapan. Begitu masuk, ia langsung dihadang oleh orang-orang di dalam.

“Hei, bukannya kau juga bersama ketiga orang tadi ya!?”

“Panggil penjaga!”

Cliff langsung kabur.

Ia mencari tempat yang gelap dan sulit diketemukan.

“Sial, sial, sial, sial. Apa yang harus kulakukan??” Pikirnya sambil ketakutan.

Lihat selengkapnya