Setelah beristirahat malam itu di rumah Agim, mereka berempat berpamitan lalu melanjutkan perjalanan.
“Aku harap kalian bisa sukses dalam mengungkap kebenaran di balik perang ini. Maaf aku tidak bisa membantu banyak dalam penyelidikan kalian. Semoga dewa memberkahi kalian.” Kata Agim saat melepas kepergian mereka.
“Terima kasih, bantuanmu semalam sungguh sangat berarti. Serahkan pada kami, kami pasti akan menuntaskan kasus ini.” Kata Cliff.
Mereka lalu berlalu.
“Nah, dari sini kita tinggal ke arah selatan. Kalau lancar, sekitar 2 hari kita akan sampai perbatasan.” Oliver memeriksa rute perjalanan mereka.
Mereka memulai perjalanan kembali. Rambut Cliff sudah kembali seperti semula, namun yang lain masih berwarna.
“Kenapa rambut kalian masih berwarna sih?”
“Akui saja, kau cuma menelan sedikit kan?”
Cliff menelan ludah mendengarnya. Ia ingat pada saat mereka berempat minum, dirinya menelan ramuan itu hanya sedikit, sisanya ia buang.
“Itu akibatnya kalau kau menolak perintah.”
Mereka tertawa mengejek Cliff.
“Kalau begitu, nanti saat sudah sampai perbatasan kita harus menempuh jalur lain. Tentunya jalur ini lebih sulit karena kita harus berenang.” Kata Oliver.
Seketika aura Jim dan Alvaros berubah menjadi aura membunuh.
“Gara-gara kau kan.” Kata Alvaros.
Cliff memalingkan muka, wajahnya terlihat kesal.
“Iya, iya. Ini salahku, maaf.”
Seketika Jim menghentikan langkahnya.
“Cliff... Kau...”
Jim berlari dan melompat ke arah Cliff.
“Kau bisa minta maaf! Kita harus rayakan ini!”
“H...Hei! Lepaskan! Apa-apaan!?”
Mereka kembali tertawa melihat tingkah Jim dan Cliff.
...
Sementara itu di Strondum...
“Kau mengerti kesalahanmu?”