Flowers of Battlefield

Alexandro Pradeska Gunawan
Chapter #21

Alstroemeria (2)

Keesokan harinya, mesin teleportasi itu sudah siap dipakai. Mesin teleportasi itu kemudian dipindahkan ke lapangan benteng.

“Seluruh prajurit Ceres yang terhormat!” Mevid memberikan pidato kepada seluruh pasukan sebelum dikirm ke Castella.

“Saat ini pasukan kita dari Acharn telah berhasil menduduki salah satu kota Dragnite. Kota itu adalah Castella! Salah satu dari kota pertahanan terkuat Dragnite. Pertempuran yang sengit di sana memang membuahkan hasil yang sangat cemerlang, namun harganya tidaklah murah! Banyak dari saudara-saudara kita yang gugur di sana, dibunuh oleh para manusia biadab yang ada di Dragnite!”

Kata-kata Mevid disambut oleh sorakan dari seluruh pasukan.

“Sekarang, kita akan membantu saudara-saudara kita di sana! Kita keluarkan seluruh kekuatan kita, kita tunjukkan bahwa Ceres bukanlah sebuah negara yang bisa dipermainkan!”

Lagi-lagi para pasukan bersorak.

“Lihatlah mesin teleportasi ini! Sebuah karya agung dari ilmuwan Ceres! Sebuah penemuan yang bisa membantu kita dalam melawan kebiadaban Dragnite! Dengan ini, kita tidak perlu lagi berjalan jauh selama berhari-hari, kita tidak perlu kelelahan lagi, kita bisa menjaga stamina sampai medan pertempuran!”

Para pasukan bersorak lagi.

“Nah, silakan Pak Leuwell dan Nona Rashuna untuk mempersiapkannya.”

Leuwell maju ke hadapan para pasukan.

“Ahem... Apakah ada yang pernah ke Castella sebelumnya?” Tanya Leuwell.

Beberapa prajurit mengangkat tangan.

“Bagus, silakan 3 orang untuk maju kemari.”

3 orang dari beberapa prajurit yang angkat tangan tadi lalu maju.

“Sebelum kita mulai, akan kuperingatkan terlebih dulu. Mesin ini sebenarnya belum stabil. Meski untuk penyerapan energinya sudah bisa lebih optimal karena bantuan Nona Rashuna, tapi mesin ini masih memiliki kemungkinan untuk malfungsi. Selain itu, kita juga tidak bisa melihat apakah obyek yang dikirim selamat sampai tujuan atau tidak. Jadi, yang bisa kita lakukan hanyalah terus mengirim obyek ke koordinat yang sudah ditentukan.”

Mendengar pernyataan Leuwell, para prajurit mulai ramai berbisik-bisik karena khawatir.

“Tenanglah! Ini bukanlah pengorbanan yang seberapa dibandingkan saudara-saudara kita yang sudah gugur! Kita masih belum mencobanya, maka dari itu jangan takut!” Kata Mevid mencoba menyemangati pasukannya.

Leuwell memasangkan alat kepada tiga prajurit yang maju tadi.

“Setelah ini, kalian ingat-ingat betul lokasi Castella ada di mana, jangan pikirkan yang lain.”

3 prajurit itu menurut apa yang dikatakan Leuwell.

“Koordinat sudah didapat, mulai penyaluran energinya.”

Mesin itu mulai bersinar.

“Sudah stabil, siapa yang mau melakukannya pertama?” Tanya Leuwell.

Tidak ada yang berani mengajukan diri.

“Baik, kirim aku duluan.” Kata Rashuna mengajukan diri.

“A... Anda yakin, Nona Rashuna? Lalu, bagaimana dengan kristal kelahiran anda?”

“Berikan ke yang terakhir masuk. Toh juga sejak awal aku akan pergi. Akan sama saja hasilnya mau aku yang pertama atau yang terakhir.”

“A... Anu... Saya kira anda akan tetap tinggal di sini... Kalau kristal anda dicopot maka mesin akan kembali seperti kemarin. Saya takut itu justru akan gagal dalam pengirimannya dan malah mengirim orang terakhir yang membawa kristal anda entah ke mana.” Kata Leuwell khawatir.

Lihat selengkapnya