Mereka ternyata masuk ke dalam sebuah goa bawah tanah yang cukup besar.
Rashuna mendarat tepat di punggung Alvaros.
“Aduh!” Seru Alvaros.
Mereka berdua mengaduh bersama.
Rashuna lalu membuka matanya.
Ia terkejut.
Sekitarnya gelap, hampir tidak ada cahaya sedikitpun.
Badannya gemetar, keringat dingin keluar dari pori-pori kulitnya.
“AAAAA!!!” Teriaknya dengan sangat kencang.
“BERISIK!” Balas Alvaros dengan teriakan juga.
Rashuna tidak berani membuka matanya kembali, badannya masih gemetar.
Ia sangat ketakutan.
“Kau kenapa sih?” Tanya Alvaros kesal.
“J...Jangan...” Jawab Rashuna amat ketakutan.
Alvaros lalu mengerti bahwa Rashuna takut dengan kegelapan.
“Hmm... Goa ini sepertinya goa yang disinggung Oliver waktu di Baer...” Pikirnya.
Alvaros berpikir bagaimana cara untuk keluar dari sini. Ia juga merasa kerepotan bila harus membawa Rashuna yang tidak bisa apa-apa saat ini.
Rashuna mulai menangis terisak.
“Walah... Malah nangis...” Kata Alvaros dalam hati.
“Sini kau.” Alvaros menarik tangan Rashuna, membantunya berdiri.
“Aduh...” Kata Rashuna pelan sambil menangis.
“Kenapa? Kakimu terkilir?” Tanya Alvaros.
Rashuna mengangguk pelan, ia masih terisak dan belum berani membuka matanya.
“Dasar, bikin repot saja. Sini!” Kata Alvaros sambil mengangkat Rashuna di punggungnya.
“Pegangan!” Kata Alvaros.
Rashuna menurut, ia berpegangan pada bahu Alvaros.