Flowers of Battlefield

Alexandro Pradeska Gunawan
Chapter #27

Lilac (4)

Alvaros masih menyusuri goa bawah tanah itu sambil menggendong Rashuna.

Entah sudah berapa lama mereka di dalam situ, entah apakah hari sudah malam atau masih sore mereka juga tidak tahu.

Alvaros menemukan percabangan lagi, kali ini keduanya terasa angin berembus.

Alvaros bertanya pada Rashuna, “Hei, kanan atau kiri?”

“A...Apanya?”

“Ini... Ada jalan bercabang, dua-duanya ada angin berembus. Kanan atau kiri?”

“Ke... Kenapa kau bertanya padaku?”

“Sudah, jawab saja. Aku malas mikir.”

“K... Kiri.”

Alvaros berjalan melewati jalur yang dipilih Rashuna.

Sebetulnya Alvaros sudah sangat lelah, ia berjalan sangat lama sambil menggendong Rashuna.

Ia juga mulai mengantuk.

Tiba-tiba Alvaros terjatuh, ia sudah terlalu lelah berjalan.

“Aranel! Kau kenapa? Aranel! Di mana...?” Kata Rashuna sambil meraba-raba mencari Alvaros.

Seketika ketakutan mulai melingkupi Rashuna kembali. Semula ia sudah cukup tenang meski belum berani membuka matanya. Namun sekarang, ketakutan yang ia rasakan sebelumnya kembali dirasakannya.

“Hiks... Hiks...” Rashuna kembali menangis.

“Jangan menangis... Aku... Jadi susah tidur...” Kata Alvaros lemas.

Mendengar suara Alvaros, ia menjadi lebih lega, ia segera meraba-raba mencari Alvaros lalu merangkak mendekatinya.

“Ja... Jangan tinggalkan aku...” Katanya pelan.

“Enggak... Jadi biarkan aku tidur sebentar, kau itu berat, bikin capek.” Kata Alvaros.

Tak butuh waktu lama Alvaros pun tertidur.

Rashuna yang juga lelah juga tidak kuasa untuk menahan kantuknya.

Ia merasa lebih tenang sekarang.

Mereka lalu tertidur di goa itu bersama.

“Al... Al...”

“Sembunyi...”

“HUWAAH!” Teriak Alvaros, mimpi itu lagi yang membangunkannya.

Rashuna terkejut mendengar teriakan Alvaros, ia ikut terbangun.

Alvaros terengah-engah setelah terbangun.

“K... Kau kenapa?” Tanya Rashuna.

“Tidak apa-apa, maaf mengagetkanmu.” Jawab Alvaros.

Alvaros lalu berdiri, ia hendak melanjutkan perjalanannya.

“Ayo.” Ajak Alvaros.

Rashuna mencoba berdiri, namun kakinya masih sakit.

“Kakimu masih terkilir? Sini kulihat.”

Alvaros membuka sepatu Rashuna, ia melihat ternyata pergelangan kaki Rashuna membengkak.

Alvaros merobek sedikit kain pada seragam prajuritnya. Sobekan itu ia ikatkan ke pergelangan kaki Rashuna.

Setelah ia memasang kain itu, Alvaros menggendong Rashuna lagi, ia kembali berjalan sambil menggendongnya.

“... Kenapa kau begitu baik padaku? Padahal kalau kau tinggalkan aku di sini kau tidak usah kerepotan menggendongku. Lagipula kalau kita berhasil keluar aku bisa saja menangkapmu.” Bisik Rashuna pelan.

“Akhirnya bicara juga dirimu.” Kata Alvaros dengan nada mengejek.

“Bayar hutang. Kau selalu mengoceh kalau kau menyelamatkanku dua kali kan? Kulakukan ini biar kita impas.” Lanjut Alvaros.

Lihat selengkapnya