Flowers of Battlefield

Alexandro Pradeska Gunawan
Chapter #31

Pink Rose

“Setelah ini kita akan beristirahat di Tyrian.” Kata Alvaros.

“Berapa lama dari sini?” Tanya Rashuna.

“Mmm... kurang dari setengah hari kurasa kalau menggunakan kuda.” Jawab Alvaros.

“Baiklah, ayo segera ke sana.” Kata Rashuna berpegangan erat pada pinggang Alvaros.

Alvaros dan Rashuna sudah dua hari berjalan. Seperti biasa, mereka berhenti di beberapa tempat untuk beristirahat.

“Sepertinya aku butuh sesuatu untuk menutupi rambutku.” Kata Rashuna.

“Memang. Sudah dua kali kita dilihati terus di kota karena rambutmu.” Kata Alvaros.

“Baiklah, kita akan mencari sesuatu di Tyrian untuk menutupi kepalamu itu.” Lanjut Alvaros.

Senja telah tiba, warna jingga kekuningan menghias langit yang cerah dengan udara yang sedikit dingin.

Akhirnya mereka tiba di Tyrian, sebuah kota yang tidak terlalu ramai di bagian selatan Dragnite.

“Inilah dia, Tyrian. Kota yang serba nanggung di Dragnite.” Kata Alvaros.

“Maksudmu?” Tanya Rashuna.

“Nggak terlalu ramai maupun sepi, nggak terlalu besar tapi juga nggak kecil, nggak terlalu terkenal tapi juga banyak orang yang tahu.” Jawab Alvaros.

Rashuna tertawa mendengar jawaban Alvaros.

“Apa-apaan itu? Benar-benar serba nanggung!” Kata Rashuna.

Mereka lalu masuk ke dalam Tyrian.

Seperti biasa, mereka menjadi perhatian banyak orang karena warna rambut Rashuna.

Beberapa orang berbisik-bisik di belakang mereka.

Mereka lalu berhenti di sebuah toko pakaian.

“Silakan tuan dan...” Pemilik toko melihat Rashuna, seketika ia mengerutkan dahinya.

“Dia ini bukan orang Ceres, kami baru pulang dari misi pengintaian. Kami minum ramuan supaya rambut kami berubah warna, kebetulan warna rambutnya belum kembali.” Kata Alvaros sebelum si pemilik toko mengajukan pertanyaan atau mengusir mereka.

Mendengar penjelasan Alvaros, si pemilik toko pakaian kembali tersenyum lebar.

“Baiklah, maaf atas ketidaksopanan saya, tuan dan nona. Apa yang anda butuhkan?” Tanya si pemilik toko.

“Kami butuh mantel. Agak susah juga diliatin orang-orang dengan rambutnya yang begini. Rawan salah paham.” Kata Alvaros.

“Baiklah, saya punya beberapa mantel yang mungkin sesuai dengan selera anda, silakan dilihat-lihat!” Kata si pemilik toko.

Mereka mengikuti si pemilik toko ke bagian mantel. Di situ mereka mencoba beberapa mantel.

“Bagus sekali tuan! Itu sangat cocok dengan anda!” Kata si pemilik toko ketika Alvaros mencoba sebuah mantel coklat polos, mirip dengan mantel yang ia tinggalkan sebelum ia pergi ke Ceres.

“Wah, anda tampak sangat anggun dengan mantel itu, nona!” Kata pemilik toko pada Rashuna ketika ia mencoba sebuah mantel berwarna putih dengan corak keemasan.

“Anu... Alvaros, apa kau punya uang?” Bisik Rashuna pada Alvaros.

“Tenang saja, aku membawa serta sekantong uang dari kamp Castella.” Kata Alvaros tersenyum lebar.

“Dasar maling.” Kata Rashuna.

“Nggak papa, walikotanya aja udah bilang bakal mendukung kita.” Bisik Alvaros.

“Jadi, bagaimana tuan dan nona?” Tanya pemilik toko.

“Kami akan ambil mantel ini.” Kata Alvaros.

“Luar biasa, terima kasih tuan dan nona. Semuanya 4000 Pena.” Kata si pemilik toko.

Lihat selengkapnya