Fool's Gold

Syafa Amelia
Chapter #1

#1 FG - Hari yang Baik

Angin malam semakin kencang, membuat suasana semakin dingin. Malam yang semakin larut, namun semakin ramai orang yang datang. Langit malam terlihat sangat cerah karena banyaknya lampu dan kembang api yang terus dinyalakan untuk memeriahkan suasana. Semua yang datang bersorak gembira, termasuk Indira dan Aksara.

Indira tak berhenti tersenyum dengan pandangan mengarah ke langit, ia sangat suka malam ini, malam yang indah dengan orang yang ia cintai. Aksara merangkul Indira, ia pun tak berhenti tersenyum, namun pandangan Aksara hanya tertuju pada Indira. Menurut Aksara, Indira jauh lebih indah dibandingkan dengan cahaya di langit.

“Dira, kamu mau menikah sama aku?” Aksara bertanya dengan pelan, suaranya dikalahkan oleh suara kembang api. Namun Indira masih bisa mendengar dengan samar.

“Hah? Kamu ngomong apa?”

Aksara melepas rangkulan, ia mengambil sebuah kotak dari dalam jaket yang ia kenakan. Indira menatap Aksara bingung, apalagi Aksara mulai berlutut di hadapannya.

“Kamu ngapain?”

Aksara memantapkan dirinya, ia mengambil nafas panjang, membuka kotak yang di dalamnya terdapat sebuah cincin yang manis. “Dira, apa kamu mau menikah sama aku?” Aksara mengucapkan kalimat yang tak terduga oleh Indira. Saat itu juga suasana menjadi hening, seakan semesta mengerti keadaan mereka.

Malam ini menjadi malam yang sangat membahagiakan untuk Indira. Indira menganggukkan kepalanya dengan berkata, “Ya, aku mau.”

~~~

Dua minggu setelah Aksara melamar Indira, mereka mengadakan pertemuan keluarga. Keluarga Aksara yang berada di Bandung datang ke Tangerang untuk menemui keluarga Indira. Pertemuan ini bukan acara pertunangan, tapi pertemuan membicarakan soal pertunangan, hingga pernikahan. Sebelum pertunangan terjadi, banyak yang harus dipersiapkan oleh kedua keluarga.

Selain itu, mereka juga membicarakan soal konsep pertunangan dan pernikahan. Tema apa yang akan mereka ambil, lokasi mengadakan acara di mana, makanan apa yang akan disiapkan untuk tamu, seserahan apa yang akan dibawa oleh Aksara, dan yang terpenting adalah berapa uang yang akan dibawa Aksara ketika acara pertunangan.

“Bagaimana kalau acara tunangannya dua bulan yang akan datang, dan acara pernikahan sebulan setelah pertunangan?” saran kakak Aksara, Lisa.

“Terus kalau lokasi tunangan di rumah aja, nggak perlu yang mewah, lagi pula acara untuk keluarga doang.” Indra, kaka Indira ikut memberikan saran.

“Aku juga bisa bantu urus gaun dan makanan,” kali ini Imelda, adik Indira memberikan saran.

Kedua keluarga sangat sibuk memberikan saran ini dan itu, namun Indira dan Aksara hanya bisa memperhatikan. Aksara bingung karena tidak mengerti hal seperti ini, jadi ia akan mengikuti saja. Sedangkan Indira merasa gelisah, karena ia takut persiapan pernikahannya bentrok dengan pekerjaan.

Aksara yang duduk di samping Indira bisa merasakan kegelisahan Indira. Aksara memegang tangan Indira, sudah berkeringat dingin. Indira menatap Aksara dengan bingung, apa yang harus Indira pilih, pekerjaan atau pernikahannya. Buat Indira, keduanya adalah hal yang sangat penting.

“Gimana, Dir? Bisa kan acara pertunangan dua bulan lagi dan acara pernikahan kamu sebulan setelah itu?” tanya Mama Indira.

“Hm, gini Ma,” Indira terbata dengan ucapannya, tapi ia harus mengatakan tentang pekerjaan juga. Semua mata kini tertuju pada Indira. “Sepertinya acaranya nggak bisa dalam waktu dekat ini. Aku baru aja mengambil kasus baru, aku takut persiapan ini bentrok sama jadwal kerja aku. Jadinya aku takut nggak bisa menangani persiapan ini.”

“Kamu jangan khawatir, ada saudaramu, ada saudara Aksara, mereka bisa membantu. Mama, Papa, serta calon mertua kamu juga bisa membantu.” Mama Indira berusaha memecahkan masalah.

“Iya aku tau Ma, tapi masa aku nggak ada kontribusi apa-apa untuk pertunangan dan pernikahan aku. Aku nggak bisa kalo kayak gitu.”

“Terus mau kamu gimana, Dir?” tanya Aksara.

“Boleh nggak.., kalau,” Indira menghentikan ucapannya, menatap Aksara dalam. “Hm, kita undur sampai Indira menyelesaikan kasus ini, abis itu kita bahas lagi soal persiapan pernikahan. Dira janji menyelesaikan dengan cepat.”

“Bukan acaranya yang diundur tapi persiapan acaranya?” tanya Indra.

“Iya, Bang.”

Dengan perdebatan setuju dan tidak setuju, akhirnya mereka memutuskan untuk menunda membicarakan persiapan pertunangan dan pernikahan. Pertemuan kali ini sama sekali tidak menghasilkan apapun. Aksara sungguh kecewa dengan Indira, karena Indira lebih memilih pekerjaan dibandingkan pernikahan mereka. Tetapi Aksara berusaha memahami posisi Indira.

~~~

Aksara sedang duduk di teras rumahnya memandangi langit malam ditemani kopi. Aksara masih memikirkan apa yang terjadi hari ini ketika ia berada di rumah Indira. Keinginannya untuk cepat menikah dengan Indira harus ditunda karena alasan pekerjaan Indira.

Lihat selengkapnya